Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Siasati Ganjil Genap, Cari Jalan Tikus sampai Gonta-ganti Mobil

Kompas.com - 02/07/2018, 18:13 WIB
Ardito Ramadhan,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan ganjil-genap yang mulai diuji coba di sejumlah jalan arteri pada Senin (2/7/2018), membuat warga Jakarta yang terdampak mesti memutar otak.

Budi, warga Pondok Bambu, mesti menggunakan dua mobilnya supaya bisa melintas di Jalan Ahmad Yani, Jakarta Timur. Setiap hari, anaknya melalui jalan itu guna mencapai sekolahnya di kawasan Pancoran.

"Karena kebetulan ada dua mobil platnya berbeda ya nanti bisa dipakai bergantian. Hari ini pakai genap, besok pakai yang ganjil, emang sedikit repot sih," kata Budi, kepada Kompas.com.

Budi menuturkan, dirinya juga mesti menghapal jalur alternatif bila menggunakan mobil yang plat nomornya tidak sesuai dengan tanggal ganjil genap.

Baca juga: Demi Atlet Asian Games Bisa Bertanding Tepat Waktu

"Ya harus pintar-pintar cari jalan tikus juga. Kan kadang kita juga terpaksa pakai mobil yang enggak sesuai, jadi mau enggak mau ya enggak lewat jalan gede, tapi lewat jalan kecil," kata dia.

Iwan, supir perusahaan ekspedisi juga mempunyai pendapat sama. Laki-laki yang baru mengetahui adanya sistem ganjil genap itu harus mencari jalan alternatif guna mengirimkan barang sampai tujuan.

"Kita kan enggak bisa segampang itu ya ganti mobil, sudah ditentukan juga sama perusahaan, jadi ya terganggu juga. Harus mulai cari jalur alternatif makanya," kata Iwan, yang biasa mengantar barang lewat Jalan Benyamin Sueb.

Sementara itu, Rifqy, warga Kalibata yang berkantor di Kuningan mengatakan, dalam menghadapi sistem ganjil genap ini dia berencana beralih menggunakan angkutan umum.

Baca juga: Waze Bisa Memandu Mobil Sesuai Aturan Ganjil-Genap di Indonesia

"Rencananya besok mau coba-coba pakai busway sih. Jadi, kalau hari ini bawa mobil ya besoknya pakai angkutan umum, ya kalau malas busway paling pakai ojek online," kata dia.

Fitur aplikasi Waze yang memungkinkan penggunanya melalui jalan sesuai plat nomor yang berlaku, rupanya belum diketahui oleh Budi dan Rifqy.

Berbeda dengan Budi yang tertarik mencoba fitur itu, Rifqy justru enggan mencari rute alternatif.

"Malas juga kalau ngubek-ngubek jalan yang terlalu kecil, jalan tikus gitu, mending naik angkutan saja langsung sampai kantor," kata dia.

Ketika Kompas.com mencoba aplikasi Waze, fitur yang dimaksud belum berjalan optimal. Aplikasi tetap merekomendasikan jalur yang terdampak ganjil genap.

Baca juga: Cari Pos Pengisian Premium Terdekat, Pemudik Bisa Pakai Aplikasi Waze

Hari ini merupakan hari pertama penerapan sistem ganjil-genap di sejumlah ruas jalan arteri, guna mempersiapkan kelancaran lalu lintas dalam Asian Games 2018, Agustus mendatang.

Adapun ruas jalan yang terdampak sistem ganjil-genap adalah;

1. Ruas Jalan S Parman-Jalan Gatot Subroto-Jalan MT Haryono-DI Panjahitan-Jalan Ahmad Yani-hingga Simpang Coca Cola atau Perintis Kemerdekaan Cempaka Putih.

2. Jalan Arteri Pondok Indah atau di ruas jalan simpang Kartini sampai dengan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

3. Sepanjang ruas Jalan Rasuna Said Jakarta Selatan.

4. Ruas Jalan Bunyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Kompas TV Menurut rencana, sistem ini akan disosialisasikan dalam waktu dekat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mayat Pria Berwajah Lebam Ditemukan di Kali Sodong Pulogadung, Polisi Tunggu Hasil Otopsi

Mayat Pria Berwajah Lebam Ditemukan di Kali Sodong Pulogadung, Polisi Tunggu Hasil Otopsi

Megapolitan
Lagi, Penumpang Jatuh ke Celah Peron Stasiun Sudirman Saat Hendak Naik KRL

Lagi, Penumpang Jatuh ke Celah Peron Stasiun Sudirman Saat Hendak Naik KRL

Megapolitan
Tak Naik Selama 17 Tahun, Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov Kaji Usulan Kenaikan Tarif Transjakarta

Tak Naik Selama 17 Tahun, Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov Kaji Usulan Kenaikan Tarif Transjakarta

Megapolitan
Jukir di Cakung: Pengangguran dan Angka Kriminalitas Bisa Tinggi jika Jukir Liar di Minimarket Dilarang

Jukir di Cakung: Pengangguran dan Angka Kriminalitas Bisa Tinggi jika Jukir Liar di Minimarket Dilarang

Megapolitan
Hendak Berangkat Psikotest, Calon Siswa Bintara Polisi Dibegal di Kebon Jeruk

Hendak Berangkat Psikotest, Calon Siswa Bintara Polisi Dibegal di Kebon Jeruk

Megapolitan
Tak Ada Sistem Setoran, Jukir Minimarket di Cakung Bisa Kantongi Rp 100.000 per Hari

Tak Ada Sistem Setoran, Jukir Minimarket di Cakung Bisa Kantongi Rp 100.000 per Hari

Megapolitan
Cerita Indra, Terpaksa Jadi Jukir Liar di Minimarket karena Kesulitan Mencari Pekerjaan Lain

Cerita Indra, Terpaksa Jadi Jukir Liar di Minimarket karena Kesulitan Mencari Pekerjaan Lain

Megapolitan
Batal Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Sudirman Said: Masih Ada Jalur Parpol

Batal Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Sudirman Said: Masih Ada Jalur Parpol

Megapolitan
Sudirman Said Buka Suara soal Batal Maju sebagai Cagub DKI Jalur Independen

Sudirman Said Buka Suara soal Batal Maju sebagai Cagub DKI Jalur Independen

Megapolitan
Delapan Juru Parkir di Jakbar Dibawa ke Kantor Dishub, Diminta Bikin Surat Tak Jadi Jukir Lagi

Delapan Juru Parkir di Jakbar Dibawa ke Kantor Dishub, Diminta Bikin Surat Tak Jadi Jukir Lagi

Megapolitan
Jukir di Minimarket Dilarang, Bagus Bakal Beralih Jadi Ojol “Full Time”

Jukir di Minimarket Dilarang, Bagus Bakal Beralih Jadi Ojol “Full Time”

Megapolitan
Pengakuan Jukir Minimarket Tebet: Saya Setor ke Oknum yang Pegang Wilayah Sini...

Pengakuan Jukir Minimarket Tebet: Saya Setor ke Oknum yang Pegang Wilayah Sini...

Megapolitan
Simulasi Pendapatan Parkir Liar di Jakarta, Bisa Raup Rp 1,28 Miliar Per Hari

Simulasi Pendapatan Parkir Liar di Jakarta, Bisa Raup Rp 1,28 Miliar Per Hari

Megapolitan
Evaluasi 'Study Tour', DPRD Kumpulkan Para Kepala Sekolah di Kota Depok

Evaluasi "Study Tour", DPRD Kumpulkan Para Kepala Sekolah di Kota Depok

Megapolitan
Sempat Dilaporkan Menghilang, Pria di Cakung Ditemukan Tewas di Kali Sodong Pulogadung

Sempat Dilaporkan Menghilang, Pria di Cakung Ditemukan Tewas di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com