Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Tahun Narik Bajaj, Adjun Bangga Bisa Sekolahkan Semua Anaknya

Kompas.com - 07/07/2018, 08:31 WIB
Cynthia Lova,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang laki-laki paruh baya terlihat duduk santai di dalam sebuah bajaj yang terletak tak jauh dari Stasiun Manggarai. Adjun, namanya, seorang warga Bogor yang telah 11 tahun menggeluti profesi sebagai sopir bajaj.

Dengan senyum merekah dan tutur sopan, Adjun menawarkan jasanya kepada penumpang commuter line sekitar pintu keluar Stasiun Manggarai.

“Ayo bu Cipto, cipto (RSCM) yuk Bu cuma Rp 5000 bu,” ucapnya dengan semangat.

Sesekali beberapa penumpang kereta hanya melihat ke arahnya tanpa menghampiri. Teman sesama pengemudi bajajnya pun terlihat mengajak ia berbincang-bincang.

Adjun selama 11 tahun pulang pergi Bojong Gede-Manggarai untuk menarik bajaj. Ia menitipkan bajajnya di tempat penitipan yang tidak jauh dari Stasiun Manggarai.

Baca juga: Cerita Wahyudin Meraup Untung dari Bajaj Oranye

Adjun tidak pernah mengeluh. Biasany,a ia berangkat kerja dari rumah setelah shalat Subuh hingga pulang larut malam.

“Capek sih pulang pergi Bojong Gede-Manggarai tapi saya selalu bersyukur sih,” keluhnya di Stasiun Manggarai, Jakarta Pusat, Kamis (6/7/2018).

Biayai sekolah anak dari menarik bajaj

Adjun merasa bangga dapat membiayai tiga orang anaknya hingga lulus sekolah dari penghasilannya menarik bajaj.

“Dari bajaj inilah saya dapat kasih makan anak saya sampai anak saya sudah lulus dan sekarang sudah pada nikah,” ucapnya sambil tersenyum tipis.

Adjun menyisihkan uang hasil nariknya hari demi hari untuk membuat modal usaha keluarganya.

Baca juga: Cerita Mantan Sopir Bemo yang Kini Beralih ke Bajaj Roda Empat

“Ya saya dalam sehari dapet 300.000 untuk setorannya 120.000 nah sisa uangnya saya kumpulin deh buat warung kecil-kecilan di rumah,” tambahnya.

Kerutan wajahnya seolah-olah mengatakan tidak pernah tahu sampai kapan ia akan menjadi sopir Bajaj pulang pergi Bojong Gede Bogor.

Adjun mengatakan dirinya memang bukan tipe yang suka berdiam di rumah walaupun anak dan istrinya selalu mengingatkan untuk beristirahat.

“Saya tidak tahu sampai kapan saya bertahan, cuma kalau saya di rumah doang yang ada saya malah sakit mending di sini bisa narik bajaj ketawa-tawa sama teman-teman,” tambahnya.

Kompas TV Kini, dengan bajaj pink, perempuan Pakistan bisa merasa lebih tenang, dalam bepergian.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet Buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet Buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com