JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam berbagai kasus, narapidana bertindak sebagai pengendali peredaran narkoba.
Sebut saja pada kasus penyelundupan 1.462 pak narkoba dengan berat bruto 1.434 kilogram narkotika jenis ganja dalam truk bermuatan limbah ikan asin yang terungkap pada 30 Juli lalu.
Wakapolda Metro Jaya Brigjen Purwadi mengatakan, bau busuk dari limbah ikan asin sengaja digunakan untuk menyamarkan bau ganja sehingga dapat mengelabui petugas dan mengganggu kepekaan penciuman anjing pelacak.
Penyelundupan ganja ini dikendalikan oleh narapidana kasus narkoba dari LP Gintung Cirebon dan LP Lampung. Dalam kasus ini polisi telah mengamankan 6 orang yang masuk dalam jaringan peredaran narkoba ini.
Baca juga: Napi Kendalikan Penyelundupan 1,4 Ton Ganja Dalam Tumpukan Limbah Ikan Asin
Masih dalam bulan yang sama, seorang remaja berinisaial RS (17) ditangkap karena nekat bekerja sama dengan AS, seorang narapidana (napi) kasus money laundry narkoba di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang untuk menyelundupkan ekstasi asal Perancis.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yowono mengatakan, meskipun ekstasi berasal dari Perancis, distribusi salah satu jenis narkoba tersebut dikendalikan oleh Warga Negara Asing (WNA) asal Nigeria yang hingga kini masih dalam pengejaran polisi.
"Yang mengendalikan WNA asal Nigeria bernama Mr. Paul. Makanya jaringan distribusi narkoba ini disebut jaringan Internasional Nigeria-Indonesia," ujar Argo, di Mapolda Metro Jaya, Jumat (20/7/2018).
Ia mengatakan, RS dan AS berkomunikasi melalui ponsel. Hingga kini, polisi masih menyelidiki bagaimana AS dapat memperoleh ponsel meski tengah mendekam di dalam jeruji lapas.
Setelah mendapatkan informasi mengenai akan dilakukannya distribusi narkoba ini, polisi membentuk tim untuk menyelidiki alur peredarannya.
Baca juga: BNN Ungkap Sindikat Narkoba dan Pencucian Uang di Surabaya
Cara napi berkomunikasi dengan dunia luar
Meski berada di balik jeruji besi, para napi ternyata memiliki trik-trik khusus untuk dapat berkomunikasi dengan dunia luar.
Berbagai spekulasi mengenai cara para napi menjalin komunikasi dengan jaringannya bermunculan. Salah satu cara yang dicurigai menjadi taktik para napi tersebut adalah dengan menyelundupkan ponsel.
Pembesuk hingga "orang dalam" lapas dicurigai menjadi mediator yang memudahkan para napi mendapatkan ponsel.
Sejumlah penggerebekan kamar lapas untuk menindak napi yang kedapatan membawa ponsel dilakukan di sejumlah lembaga pemasyarakatan untuk mencegah pola komunikasi ini.
Baca juga: Ketahuan Pakai Narkoba, Wadir Narkoba Kalbar Bisa Dipecat
Namun belakangan ini, Kasubdit II Ditres Narkoba Polda Metro Jaya AKBP Donny Alexander mengatakan, pihaknya menduga ada cara lain yang kemungkinan dilakukan para napi pengendali narkoba untuk berkomunikasi dengan jaringannya.