Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Ruas Jalan di Bawah Jalur LRT Kelapa Gading yang Masih Berantakan

Kompas.com - 05/08/2018, 19:27 WIB
Dean Pahrevi,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengendara kendaraan bermotor mengeluhkan kondisi ruas jalan dibawah jalur light rail transit (LRT) Kelapa Gading, Jakarta Utara yang berantakan pasca-pembangunan LRT.

"Tiap hari saya lewat sini jalannya berantakan, bergelombang terus licin karena debu," kata Indra warga Kelapa Gading kepada Kompas.com, Minggu (05/08/2018).

Lalu Reza, warga Pulogadung mengatakan kondisi jalan yang sempit dan penuh debu karena pembangunan LRT membuat arus lalu lintas di Jalan Boulevard Raya, Kelapa Gading tersendat cenderung macet.

"Paling parah dibawah stasiun LRT persis mas itu parah itu bergelombangnya dalem, berdebu juga kalo hujan bahaya itu bisa kepleset kalo ga pelan-pelan," ujar Reza.

Pantauan Kompas.com setelah menelusuri dari perempatan Lampu merah Kelapa Gading hingga Jalan Raya Kelapa Nias, kondisi jalan yang bergelombang, berdebu serta berlubang membuat para pengendara harus melambatkan laju kendaraannya. Hal tersebut membuat arus lalu lintas tersendat.

Pada pukul 18.00 WIB Kondisi lebih parah berada tepat di bawah stasiun LRT, jalan yang sempit serta berpasir menimbulkan kemacetan.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengaku jalan di bawah LRT Kelapa Gading masih berantakan. Dirinya meminta kepada Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Dwi Wahyu Daryoto segera memperbaiki ruas jalan di sana.

"Terkait dengan LRT, pengembalian jalan bawah, jalan, kan, masih berantakan. Jadi, masyarakat dan pemakai jalan di Kelapa Gading belum acungkan jempol," ujar Saefullah di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu (4/8/2018).

Saefullah meminta Dwi melaporkan kesulitan-kesulitan perizinan dalam memperbaiki ruas jalan di bawah jalur LRT itu. Perizinan itu akan dipermudah sehingga perbaikan jalan bisa segera direalisasikan.

"Nanti kalau ini jalannya sudah di-layer lagi, di-hotmix lagi, yakin ini jempol ngacung buat DKI," kata Saefullah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com