Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibangun di Atas Saluran Air, Loksem Jalan Utama II Cengkareng Akan Dibongkar

Kompas.com - 18/09/2018, 21:48 WIB
Rima Wahyuningrum,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lokasi sementara (loksem) di Jalan Utama II, Cengkareng Barat, Jakarta Barat masih dioperasikan untuk para pedagang meskipun akan dibenahi. 

Berdasarakan pantauan Kompas.com pada Selasa (18/9/2018), 24 kios dalm loksem itu berderet tepat di belakang Kantor Kecamatan Cengkareng.

Kios-kios itu dibangun di atas saluran air dan trotoar. Kios-kios itu dicat kuning dengan luas masing-masing lapak pedagang 3x2 meter.

Berdasarkan informasi dalam spanduk yang dipasang di loksem itu, kios-kios di sana dimanfaatkan untuk warung nasi, menjual VCD/DVD, toko buah, pedagang jus, toko jam, dan camilan.

Namun, hingga pukul 10.00 WIB, baru dua lapak yang buka yaitu camilan dan buah. Sementara itu, lainnya masih tertutup rolling door.

Baca juga: Pedagang Loksem dan Lokbin yang Menunggak Akan Dikeluarkan

Camat Cengkareng Masud Effendi menyebutkan, loksem tersebut akan dibongkar lantaran akan dilakukan pembenahan saluran air yang berada di bawahnya.

Luas jalan di depan loksem pun tidak lebar dan hanya bisa dilintasi satu mobil dan sejumlah sepeda motor. Dua mobil untuk arus bolak-balik bisa lewat meskipun mepet.

Masud mengaku telah bersurat ke Wali Kota Jakarta Barat untuk pembenahan loksem dan menanti pembongkaran.

"Itu kan di sana ada aliran air. Pertama itu selalu ada genangan, kedua itu bikin macet. Kita perlu waktu untuk memberitahu ke mereka. Rencana kita akan kasih tahu ke mereka dalam waktu dekat," kata Masud, Selasa (18/9/2018).

Sebagai gantinya, Masud berencana memindahkan loksem ke Pasar Cengkareng tetapi masih menunggu persetujuan pedagang. 

"Sebetulnya kalau pengganti kita harapkan bisa pindah ke loksem di Pasar Cengkareng itu kan kosong. Masalahnya tinggal mereka mau apa enggak," kata Masud.

Baca juga: Menengok Sepinya Loksem Pekojan yang Pedagangnya Tunggak Retribusi

Pada kesempatan berbeda, Leman, pedagang buah di loksem Jalan Utama II, mengaku telah mengetahui informasi pembenahan saluran air di tempatnya berdagang saat ini.

Ia pun berharap dipindahkan ke lokasi yang lebih baik. Leman mengatakan, selama menempati loksem, ia rutin membayar Rp 3.000 per hari atau Rp 90.000 per bulan melalui Bank DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com