Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PD Dharma Jaya Ditantang Kuasai 50 Persen Penjualan Daging di Jakarta

Kompas.com - 19/09/2018, 06:19 WIB
Nursita Sari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik menantang PD Dharma Jaya untuk menguasai setidaknya 50 persen penjualan daging di Jakarta.

Selama ini, PD Dharma Jaya hanya memasok kebutuhan daging kurang dari 1 persen atau rata-rata 10 ton per hari. Padahal, kebutuhan daging di Jakarta mencapai 500 ton per hari.

"Ke depan, Dharma Jaya harus kuasai minimal 50 persen (penjualan daging), biarkan sisanya pasar bebas," kata Taufik pada rapat pembahasan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUPA-PPAS) di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (18/9/2018) malam.

Baca juga: PMD Rp 79,4 Miliar Dharma Jaya untuk Beli Daging dan Sapi Disetujui

Taufik kemudian menanyakan dana yang dibutuhkan PD Dharma Jaya untuk memperbanyak stok daging sehingga bisa menguasai 50 persen penjualan daging setiap harinya.

DPRD DKI, kata Taufik, akan menyetujui pemberian penyertaan modal daerah (PMD) untuk PD Dharma Jaya, asalkan BUMD DKI Jakarta itu menghitung modal yang dibutuhkan dan mengajukan revisi Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2013 tentang PD Dharma Jaya.

Sebab, Pasal 9 Perda itu mengatur bahwa pagu PMD untuk PD Dharma Jaya hanya sebesar Rp 250 miliar. PMD yang diberikan Pemprov DKI juga sudah mencapai pagu tersebut.

Perda itu harus diubah jika PMD yang dibutuhkan PD Dharma Jaya lebih besar.

"Hitung modalnya berapa. Nanti perubahan perda segera sampaikan ke kami. Kalau misalnya butuh Rp 1 triliun, ya kami dorong Rp 1 triliun. Harus ada perencanaan menguasai pasar kapan," kata Taufik.

Anggota Banggar DPRD DKI Jakarta Bestari Barus sepakat dengan Taufik. Dengan pasokan daging hanya kurang dari 1 persen, kata dia, PD Dharma Jaya seperti BUMD yang ada tetapi tiada.

Baca juga: Kebutuhan Daging di DKI 500 Ton Per Hari, Pasokan Dharma Jaya Tak Sampai 1 Persen

Padahal, PD Dharma Jaya merupakan salah satu BUMD yang ditugaskan untuk menjaga stabilitas harga pasar.

"Saya kira DKI kalau menugaskan untuk berkembang menjaga stabilitas harga pasar, enggak pantas dengan Rp 250 miliar. Kalau untuk coverage daging, itu harus lebih," ucap Bestari.

Direktur Utama PD Dharma Jaya Johan Romadhon menyadari pemberian PMD dari DKI dibatasi Perda Nomor 11 Tahun 2013. Karena itu, pihaknya akan mengajukan revisi perda tersebut.

"Salah satu kendala kami di permodalan dibatasi perda pembentukan Dharma Jaya. Jadi, kami harus ajukan perda perubahan," kata Johan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil Untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil Untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com