Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Dapat Promo Pertamax, Pengendara Mobil Marahi Petugas SPBU Basuki Rachmat

Kompas.com - 02/10/2018, 17:59 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kericuhan terjadi dalam antrean promo pertamax di SPBU 34 14341 Jalan Basuki Rachmat, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (2/10/2018) sore. 

Beberapa pengendara mobil terlihat memarahi petugas lantaran tidak mendapatkan promo 20 liter pertamax Rp 20.000. 

"Itu orang bisa, sudah dapet, tadi bareng saya. Kok saya belum dapat-dapat. Saya antrenya dari jam 11 loh," ujar salah seorang pengendara, Andre, Selasa.

Baca juga: Promo Pertamax di SPBU Basuki Rachmat, Lalu Lintas Macet hingga Duren Sawit dan Pangkalan Jati

Senada dengan Andre, Yudi (37) mengaku sudah lama mengantre. Namun, tidak mendapatkan voucher promo. 

"Saya sudah antre sejak pukul 12.00, tahunya sampai sini dibilang promonya habis, vouchernya udah enggak ada," ujar Yudi dengan nada tinggi. 

Kisruh di SPBU Basuki RachmatKOMPAS.com/Ryana Aryadita Kisruh di SPBU Basuki Rachmat
Hal tersebut juga diungkapkan Sandi (62). Ia tak terima lantaran sudah lama menunggu, tetapi tidak mendapatkan jatah promo.

Baca juga: HUT Ke-20 Bank Mandiri, Nasabah Bisa Beli 20 Liter Pertamax Hanya Rp 20.000

"Saya sudah sempat ke sini tadi, tetapi sudah enggak bisa masuk (SPBU), lalu disuruh muter dulu. Saya muter, ke sini lagi tahunya sudah habis bensinnya," ujar Sandi.

Bahkan ia mengaku akan tetap bertahan hingga memperoleh bensin dengan harga promo.

"Pokoknya harus dapat, saya sudah muter-muter menghabiskan waktu, masa tidak dapat juga," kata dia.

Baca juga: Macet karena Promo Pertamax, Polisi Turunkan Tim Pengurai Kemacetan

Petugas yang terus didesak akhirnya memberikan voucher promo kepada beberapa pengendara. 

Padahal promo tersebut seharusnya hanya diperuntukkan bagi 200 orang pelanggan pertama dan dibuka mulai pukul 14.00.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com