Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengendara Keluhkan Sistem Satu Arah di Jalan Wahid Hasyim

Kompas.com - 08/10/2018, 13:32 WIB
David Oliver Purba,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pengendara mengaku belum mendapatkan informasi bahwa mulai Senin (8/10/2018) pagi diberlakukan uji coba sistem satu arah di Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat.

Salah satu pengendara sepeda motor, Renaldi mengaku belum mendapatkan sosialisasi apapun terkait sistem satu arah tersebut. Hal itu membuat Renaldi harus berjalan lebih jauh karena harus memutar melintasi Jalan Kebon sirih dari arah Jalan Agus Salim.

"Kemarin-kemarin saya belum pernah dengar ya. Enggak ada apa-apa, tapi sekarang udah main tutup aja. Jadinya memang lebih jauh," ujar Renaldi.

Renaldi menilai penerapan sistem satu arah itu tidak perlu diberlakukan. Dia mengatakan, kemacetan memang terjadi di kawasan itu. Namun, hanya dalam waktu tertentu saja. Salah satunya ketika jam pulang kerja.

Baca juga: Uji Coba Sistem Satu Arah di Jalan KH Wahid Hasyim Dimulai Hari InI

"Kalau siang gini enggak perlulah, kalau pulang kerja sih enggak apa-apa ya," ujar Renaldi.

Pengendara lainnya, Abraham juga mengaku tidak mendapatkan sosialiasi terkait penerapan sistem satu arah itu. Abraham mengatakan, penerapan sistem satu arah di Jalan KH Wahid Hasyim akan menambah waktu perjalanannya menuju kantor. Kantor tempat Abraham bekerja cukup dekat dengan Jalan Agus Salim.

Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan DKI Jakarta mulai memberlakukan uji coba satu arah di Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat. Uji coba ini dimulai pukul 09.00 WIB,  Senin (8/10/2018).KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan DKI Jakarta mulai memberlakukan uji coba satu arah di Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat. Uji coba ini dimulai pukul 09.00 WIB, Senin (8/10/2018).
"Ini kantor saya di sini. Padahal udah dekat banget, tapi kan jadinya harus mutar lagi, lama," ujar Abraham.

Hal berbeda disampaikan Mifta. Mifta mengatakan belum mendapatkan informasi atas pengaturan lalu lintas di sekitar kawasan Jalan KH Wahid Hasyim. Namun, Ia setuju dengan sistem tersebut karena melihat di persimpangan Jalan KH Wahid Hasyim kerap terjadi kemacetan.

Baca juga: Uji Coba Sistem Satu Arah KH Wahid Hasyim untuk Urai Kemacetan

"Belum, belum ada informasi. Tapi kalau saya enggak masalah. Mutar enggak apa-apa, habisnya di sini macet juga kan. Tapi iya sih, agak jauh juga mutarnya, yah gimana lagi ya namanya juga aturan," ujar Mifta.

Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Pusat Harlem Simanjuntak mengatakan, sejak pekan lalu telah menyampaikan sosialasi ke sejumlah perkantoran yang berada di sekitar Jalan KH Wahid Hasyim. Pihaknya juga telah menebar brosur pemberitahuan uji coba sistem satu arah di ruas jalan tersebut.

"Sosialiasi sudah dilakukan, pihak wali kota sudah kita panggil, seluruh warga dan perkantoran yang ada di sini (sudah diberitahu). Jumat sudah dilakukan pembagian brosur door to door. Hari ini sambil dilakukan pengawasan kita juga berikan brosur," ujar Harlem di lokasi.

Terkait keluhan pengendara terkait perjalanan waktu tempuh yang semakin jauh, Harlem mengatakan, aturan itu harus diterapkan agar kemacetan yang kerap terjadi di kawasan itu bisa terurai.

Harlem mengatakan, selama uji coba yaitu pada 6-22 Oktober, sejumlah petugas akan disiagakan di persimpangan. Selain melakukan pengaturan lalu lintas, petugas juga akan terus memberikan sosialiasi.

Baca juga: Parkiran Liar di Wahid Hasyim Masih Marak

"Ini berlaku 24 jam mulai hari ini. Petugas masih kita tempatkan selama uji coba sampai tanggal 22 nanti. Setelah itu kita evaluasi dan jadikan permanen," ujar Harlem.

Penerapan sistem satu arah di Jalan KH Wahid Hasyim diberlakukan untuk mengurai kemacetan di kawasan tersebut.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com