Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT Go-Jek Indonesia: "Open Suspend" Rugikan Mitra Aktif

Kompas.com - 22/10/2018, 19:05 WIB
David Oliver Purba,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Vice President Corporate Communication Go-Jek Michael Say mengatakan, terkait permintaan open suspend atau mengaktifkan kembali akun mitra pengemudi yang telah diputus, pihaknya menilai hal tersebut akan merugikan mitra pengemudi aktif yang benar-benar bekerja keras untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan.

Selain itu, ia menilai open suspend berseberangan dengan prioritas Go-Jek yang memberikan layanan yang aman kepada pengguna.

"Hal ini ini (open suspend) akan merugikan para mitra aktif kami yang sudah bekerja keras untuk menjaga kualitas pelayanan kepada para pelanggan," ujar Michael melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Senin (22/10/2018).

Baca juga: Pengemudi Go-Jek yang Kena Suspend Beroperasi dengan Sewa atau Beli Akun Lain

Michael mengatakan, pihaknya sedang melakukan perbaikan sistem suspend, salah satunya dengan mengadakan pertemuan rutin manajemen dan mitra pengemudi.

Pertemuan yang dilakukan selama dua bulan belakangan tersebut membahas kebijakan pemutusan kemitraan yang dilakukan manajemen.

Hal itu dilakukan agar ketika kena suspend, para pengemudi bisa memahami dengan baik bahwa langkah tersebut bertujuan menjaga kualitas layanan Go-Jek.

"Hal ini pun telah disampaikan dan dijelaskan langsung oleh kami ke berbagai perwakilan eks-mitra driver Go-Jek," ujar Michael.

Michael mengatakan, baru-baru ini beredar tuntutan terkait open suspend. Michael menyebut tuntutan tersebut tak mendasar dan dapat meresahkan mitra driver aktif.

Diberitakan sebelumnya, massa pengemudi ojek online berkumpul di kolong Flyover Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (21/10/2018), menuntut Go-Jek Indonesia mencabut aturan suspend atau pemutusan kemitraan yang dilakukan secara sepihak terhadap beberapa pengemudi.

Aturan suspend tersebut membuat para pengemudi tidak dapat mencari nafkah untuk keluarga mereka. Mereka berharap, akun pengemudi yang di-suspend diaktifkan kembali.

Baca juga: Pengemudi Ancam Demo jika Manajemen Go-Jek Tolak Mediasi

Berdasarkan data yang dimiliki juru bicara Forum Komunitas Driver Online Indonesia (FKDOI) Rahman, ada 5.000-an pengemudi yang terkena suspend. Namun, Rahman yakin jumlah tersebut masih bisa bertambah.

Pengemudi Go-Jek yang terkena suspend mengancam demo ke Kantor PT Go-Jek Indonesia jika pihak manajemen tidak merespons tuntutan para pengemudi hingga Rabu (24/10/2018).

Go-Jek Indonesia menerapkan aturan suspend pada pengemudi yang melakukan pelanggaran seperti menggunakan fake GPS, melakukan order fiktif, dan berdasarkan komentar yang diberikan oleh pelanggan. Adapun fake GPS berarti pengemudi menggunakan aplikasi lokasi palsu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com