Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Pemprov DKI Bangun Cukup ITF, Bantargebang Dijadikan Pembuangan Residu

Kompas.com - 22/10/2018, 23:23 WIB
Nursita Sari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui BUMD PT Jakarta Propertindo akan membangun fasilitas pengolahan sampah atau intermediate treatment facility (ITF) di Sunter, Jakarta Utara, pada Desember 2018.

Selain itu, Pemprov DKI memiliki wacana untuk membangun beberapa ITF lainnya di Jakarta, meskipun realisasinya belum bisa dipastikan.

"Di luar (ITF) Sunter, kita akan membangun. Pilihannya 3 atau 4, kita belum tahu, masih ada kajian itu, tetapi harus punya, enggak mungkin cuma punya 1," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (22/10/2018).

Baca juga: ITF Sunter Jadi Proyek Strategis Presiden Jokowi Terkait Energi

Setelah memiliki beberapa ITF mandiri, Pemprov DKI Jakarta akan mengurangi ketergantungan terhadap Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi.

Isnawa menyampaikan, TPST Bantargebang rencananya hanya akan dijadikan tempat pembuangan sampah residu.

"Harapan kita dengan adanya ITF, peran Bantargebang sudah harus kita kurangi. Nanti kalau sudah ada ITF di dalam kota, mungkin Bantargebang hanya untuk residu-residu karena memang di setiap ITF ada 10 persen residu," kata dia.

Isnawa mencontohkan, dalam 2.000-an ton sampah yang diolah di ITF, ada 200-an ton sampah residu.

Sampah-sampah residu itulah yang akan dibuang ke TPST Bantargebang.

Pihaknya menargetkan Provinsi DKI Jakarta  memiliki beberapa ITF dalam 3-4 tahun ke depan.

Dengan demikian, DKI tidak lagi bergantung pada TPST Bantargebang untuk membuang sampah.

Baca juga: ITF Sunter Akan Ubah 2.200 Ton Sampah Per Hari Jadi 35 Megawatt Listrik

Saat ini, Jakarta membuang seluruh sampah ke TPST Bantargebang yang jumlahnya mencapai 7.000-an ton per hari.

"Ini harapan kita. Jadi, dalam 3-4 tahun, Jakarta akan mandiri. Artinya, enggak bergantung lagi dengan (TPST) Bantargebang," ucap Isnawa.

DKI Jakarta, lanjut Isnawa, tidak bisa selamanya bergantung pada TPST Bantargebang.

Dinas Lingkungan Hidup telah melakukan studi yang hasilnya memperlihatkan bahwa masa hidup (lifetime) TPST Bantargebang paling tidak hanya sampai 2021 atau 2022.

Sebab, kandungan sampah di TPST Bantargebang mendekati 39 juta ton dengan ketinggian hampir 30 meter.

Kondisi itu dikhawatirkan mengakibatkan TPST Bantargebang longsor kala musim hujan dan kebakaran kala musim kemarau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com