Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tersisa 24 Sampel DNA Korban Lion Air JT 610 yang Belum Dicocokkan

Kompas.com - 19/11/2018, 20:14 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Laboratorium DNA Pusat Kedokteran dan Kesehatan Mabes Polri Kombes Pol Putut Cahyo Widodo mengungkapkan, saat ini ada 24 sampel DNA korban pesawat Lion Air JT 610 registrasi PK LQP yang belum direkonsiliasi atau dicocokan.

Sebanyak 24 sampel DNA itu merupakan bagian dari keseluruhan 666 sampel DNA yang diambil dari tulang korban.

"Ada 24 dari 666. Itu yang berasal dari tulang-tulang," kata Putut di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Senin (19/11/2018).

Putut menyebutkan, dalam waktu satu atau dua hari 24 sampel DNA tersebut akan dicocokan dengan data antemortem dan postmortem agar segera bisa diidentifikasi.

Baca juga: Identifikasi Korban Lion Air JT 610 di RS Polri Berakhir 23 November

"Moga-moga satu hari dua hari yang akan datang 24 ini sudah bisa dicocokan dengan antemortem. Nah ini kalau sudah dicocokan dengan antemortem maka semua postmortem sudah dicocokan," ujar dia.

Jika seluruh sampel DNA telah dicocokan, jumlah akhir korban Lion Air JT 610 akan diketahui.

"Nah nanti akan ketemu jumlah penumpang yang teridentifikasi. Sekarang sudah 101. Ya kita berdoa supaya lebih dari 101. Toh kalau nanti seandainya tidak sampai 189 berarti yang sisanya itu belum dikirimkan dari kantong tadi. Kantongnya kan 195," ujar Putut.

Ia mengungkapkan, proses pemeriksaan sampel DNA melalui tulang memakan waktu lebih lama dibandingkan darah atau otot. Waktu bisa mencapai tujuh hari. Sementara pemeriksaan lewat darah atau otot  hanya membutuhkan waktu empat hari.

"Karena proses pemeriksaan melalui tulang jauh lebih sulit dibanding melalui darah atau otot. Karena sel yang ada di dalam sel tulang yang mempunyai membran yang sangat keras. Karena itu perlu waktu yang lebih lama dibandingkan yang lain," kata dia.

Hingga saat ini, jumlah penumpang yang telah teridentifikasi sebanyak 101 dan 88 yang belum teridentifikasi.

Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, pada 29 Oktober lalu. Pesawat itu mengangkut 181 penumpang dan 8 awak. Semua penumpang dan awak diduga tewas dalam kecelakaan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com