JAKARTA, KOMPAS.com - Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu akan mengambil sampel air di perairan Kepulauan Seribu untuk memastikan adanya dugaan pencemaran limbah minyak atau pek.
Kepala Sudin LH Kepulauan Seribu Yusen Hardiman mengatakan, sampel air tersebut akan diserahkan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Anak buah saya sedang ke lapangan untuk mengambil sampel. Sampel air akan dibawa ke Kementerian (Lingkungan Hidup dan Kehutanan) agar diteliti oleh pihak yang berwenang," kata Yusen kepada Kompas.com, Rabu (28/11/2018).
Baca juga: Sampah Kiriman Kotori Perairan Kepulauan Seribu
Yusen menyatakan, pihaknya memang menemukan pek di perairan Kepulauan Seribu meskipun jumlahnya dinilai tidak signifikan.
Yusen menduga, pek tersebut muncul dari air balas kapal-kapal yang melintas di perairan Kepulauan Seribu. Air balas adalah cairan berupa minyak yang muncul saat kapal-kapal sedang dicuci.
"Kan saat dicuci itu muncul minyak, nah minyaknya itu tumpah. Dugaan sementaranya itu, karena dulu ada yang pernah lihat tapi enggak difoto, enggak ada bukti," kata Yusen.
Baca juga: Lebih dari 60 Persen Spesies Penyu Punah atau Terancam Punah
Diberitakan sebelumnya, sampah kiriman mengotori perairan Kepulauan Seribu pada Selasa (27/11/2018) kemarin.
Direktur Nasional Eksekutif Koalisi Wahana Lingkungan Indonesia (Kawalhi) Puput TD Putra menduga, selain sampah kiriman ada juga tumpahan minyak mentah yang mengotori perairan.
Akibatnya, kata Puput, ada seekor penyu dan banyak ikan lainnya yang mati dan ditemukan oleh nelayan serta anggota Kawalhi yang bermukim di Pulau Pari.
Yusen menyebut, pihaknya juga tengah mencari bangkai penyu tersebut untuk diperiksa lebih lanjut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.