Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

113 Kawasan di Jakarta Rawan Narkoba, Didominasi Tempat Hiburan Malam

Kompas.com - 20/12/2018, 19:36 WIB
Cynthia Lova,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DKI Jakarta Johny Latupeirissa menyebut ada 113 kawasan di DKI Jakarta yang menjadi tempat peredaran narkoba

Kawasan tersebut adalah kawasan padat penduduk dan tempat-tempat hiburan yang ada di Jakarta.

Adapun para pengedar didominasi oleh orang yang tidak bekerja alias pengangguran

“Ada 113 kawasan yang rawan narkoba, dari perkampungan sampai tempat hiburan, khususnya daerah kumuh di sana yang banyak pengangguran,” ucap Johny di kantor BNNP DKI Jakarta, Kuningan, Kamis (20/12/2018).

Baca juga: Polisi: Narkoba yang Diselundupkan di Speaker untuk Perayaan Tahun Baru

Menurut Johny, kawasan-kawasan inilah yang diawasi oleh BNNP sepanjang tahun 2018. Ia mengatakan, biasanya para pengangguran ini banyak ditemukan sebagai kurir sekaligus pengguna.

“Biasanya pintar para pengedar ini, cari orang yang enggak kerja atau pengangguran. Ini momen yang bagus bagi kurir, kan dia jualnya satu kemudian dia bisa beli lima dari hasil penjualan itu,” ucap Johny.

Ia mengatakan, para pengedar ini menyasar ke tempat-tempat hiburan malam di DKI Jakarta.

Kepala Bidang Pemberantasan BNN DKI Maria Sorlury mengatakan, adanya peredaran itu dibuktikan dari hasil operasi BNN ke sejumlah tempat hiburan malam yang ada di Jakarta.

Saat melakukan tes urine, beberapa pengunjung dari tempat hiburan seperti Exotic dan Old City terbukti positif memakai narkoba. 

Maria mengatakan, operasi itu untuk menekan prevalensi penggunaan narkoba di tempat hiburan malam.

“Rata-rata itu tamatan SLTA dengan kisaran umur 18-25 tahun yang disinyalir sebagai pengedar dan pengguna saat kami lakukan operasi di tempat hiburan tersebut,” ucap Maria.

Ia mengatakan, saat melakukan operasi dadakan ke tempat hiburan Exotic, pihaknya menemukan pengunjung yang disinyalir over dosis dan meninggal dunia di tempat hiburan malam tersebut. 

Kendati demikian, Pemprov DKI dan BNNP DKI berkomitmen untuk menindak tegas para pengedar tersebut jika terbukti memiliki, mengedarkan, atau menyimpan narkoba. Salah satunya, dengan merekomendasikan tempat tersebut untuk ditutup.

Baca juga: Polisi Tangkap Pengedar yang Simpan Narkoba di Speaker Mobil Mewah

“Kalau Exotic kan sudah ditutup ya, sementara Old City telah kami rekomendasikan untuk tutup sementara,” tutur Maria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com