JAKARTA, KOMPAS.com - Jalan layang atau flyover Kemayoran, Jakarta Pusat mengalami keretakan pada Kamis (3/1/2019). Lebar celah retakan antara 10-20 sentimeter sehingga membuat flyover terlihat renggang.
Pengendara roda empat dan roda dua masih bisa melintas di jalan layang itu. Namun, mereka akan merasakan guncangan jika melintas dengan kecepatan tinggi.
Pada Sabtu (5/1/2019), keretakan tersebut telah selesai diperbaiki.
Penyebab keretakan
Flyover kemayoran itu dikelola oleh Suku Dinas Bina Marga Jakarta Pusat melalui Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPKK).
Direktur Perencanaan PPKK Riski Renando mengatakan, keretakan pada ruas flyover disebabkan karet penutup sambungan siar muai (expansion joint) rusak.
Baca juga: Kendaraan Masih Boleh Melintas Selama Flyover Kemayoran Diperbaiki
Kerusakan karet penutup itu akibat selalu dilintasi kendaraan bermotor.
"(Rusak) karena berada di titik jembatan yang bergerak. Hal ini seperti rem di kendaraan, makin lama terpakai makin aus," kata Riski kepada Kompas.com, Jumat (4/1/2019).
Kondisi itu memang tidak membahayakan pengendara kendaraan bermotor yang melintasinya karena struktur flyover memang didesain renggang. Kendati demikian, mereka tetap harus berhati-hati saat melintas.
Proses perbaikan dan perawatan
PPKK pun langsung melakukan proses perbaikan pada flyover Kemayoran hingga rampung pada Sabtu (5/1/2019). Perbaikan dilakukan dengan mengganti karet penutup dan memperbaiki expansion joint.
Tak perlu waktu lama untuk memperbaiki masalah tersebut.
Expansion joint yang diperbaiki diisi dengan pelat besi yang ditutup oleh batu kerikil bercampur aspal. Selanjutnya, aspal akan melapisi bagian yang diperbaiki sehingga karet penutup tak perlu dipasang lagi.
Baca juga: Usai Diperbaiki, Bagian Flyover Kemayoran yang Rusak Tahan 5-10 Tahun
Menurut Riski, tidak ada perbedaan antara karet dan aspal dalam menutup expansion joint jalan layang itu. Penggunaan aspal dapat bertahan dalam waktu 5-10 tahun tergantung pola pemakaian dan cuaca.
"Kami pakai aspal yang bisa memuai, bukan karet lagi. Tapi sebenarnya metodeloginya ini sama saja. Cuma finishing-nya bisa karet atau aspal. Kalau banyak hujan dan penggunaan, bisa jadi (bertahan) cuma 3 tahun," ujar Riski.
PPKK pun tidak akan melakukan perawatan khusus terkait aspal yang dipasang menggantikan karet penutup expansion joint. PPKK hanya melakukan pembersihan dan perapian aspal secara berkala.
"Paling pembersihan dan perapihan. Kalau aspalnya sudah mulai ngelotok, nanti bakal diaspal ulang. Tapi kan aspal enggak perlu tiap tahun diganti juga," kata Riski.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.