JAKARTA, KOMPAS.com - Lurah Marunda Hilda Damayanti mengakui banyak warganya yang memanfaatkan bahan diduga limbah B3 sebagai tanah urukan untuk membangun bangunan atau jalan.
Hilda menuturkan, warga biasanya memperoleh bahan tersebut secara gratis dengan mencegat truk-truk pembawa bahan diduga limbah.
"Mereka dapatkan secara gratis dengan cara mencegat mobil yang membawa limbah tersebut, terus diarahkan ke mana mereka mau menguruk itu," kata Hilda di Marunda, Jakarta Utara, Rabu (9/1/2019).
Baca juga: Perusahaan yang Buang Limbah B3 di Marunda Terancam Denda Rp 3 Miliar
Hilda mengatakan, warga sudah diperingatkan tidak menggunakan bahan diduga limbah tersebut sebagai tanah urukan.
Namun, warga tetap memilih bahan tersebut karena faktor ekonomi dan belum memahami bahaya yang dapat ditimbulkan.
"Masyarakat kembali lagi karena ini didapatnya gratis dan ketidaktahuan mereka kalau ini sesuatu yang berbahaya. Jadi kita tidak terlalu didengar," ujar Hilda.
Baca juga: Lokasi Dugaan Limbah B3 di Maruda Disegel, Dinas LH Tunggu Hasil Uji Lab
Pihaknya berencana menggelar sosialisasi terkait bahaya limbah B3 kepada warga Marunda dengan menggandeng Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
Gundukan tanah diduga limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) ditemukan di sejumlah titik di kawasan Marunda sejak beberapa bulan terakhir.
Limbah itu diduga berjenis spent bleaching earth (SBE) dari industri minyak sawit yang berfungsi menjernihkan cairan minyak goreng.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.