Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembebasan Lahan Jadi Kendala Pembangunan Waduk Kampung Rambutan

Kompas.com - 14/02/2019, 09:28 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan Waduk Kampung Rambutan di RT 017/006, Jalan Bungur, Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, hingga kini tak kunjung selesai.

Pada Rabu (13/2/2019) kemarin, sejumlah alat berat yang berada di kawasan itu tidak melakukan kegiatan. Sejumlah ekskavator terparkir di atas gundukan tanah. Sejumlah pekerja terlihat berlalu lalang di lokasi seluas 10 hektar itu.

Saat ini gundukan tanah merah yang sedang dalam proses pengerjaan tersebut banyak ditumbuhi rumput dan ilalang.

Baca juga: Melihat Pengerjaan Waduk Kampung Rambutan yang Tak Kunjung Selesai...

Meski demikian, penampakan waduk sudah mulai terlihat dengan adanya galian di tengah lahan tersebut.

Salah satu warga, Reni (52) mengatakan, pengerjaan waduk tersebut terbilang lama.

"Sudah lama banget dari zaman Pak Jokowi, abis itu Pak Ahok. Enggak tahu sekarang tapi memang prosesnya lambat," kata Reni saat ditemui, Rabu siang.

Pembebasan lahan bermasalah

Kepala Seksi Aliran Timur Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Andika Purnomo mengatakan, pembangunan waduk itu mulai dikerjakan tahun 2015. Pembangunan mandek karena terkendala masalah pembebasan lahan.

"Dari tahun 2018 awal sudah mulai mengerjakan, cuma kami persiapan karena ada beberapa lahan yang belum bebas. Tahun ini sudah selesai dibebaskan dan siap untuk dibangun kembali," kata Andika saat dihubungi Rabu.

Kendala lainnya yakni pembuang tanah hasil kerukan. Andika menyatakan,  pihaknya kesulitan mencari tempat pembuangan tanah merah setelah dikeruk.

Baca juga: Pembangunan Waduk Kampung Rambutan Diklaim Capai 70 Persen

"Masalah tanah merahnya itu untuk membuang sangat jauh ke Jakarta Utara, karena itu bentuknya bukan asal buang. Tanah merah mengandung nilai sudah diwanti-wanti para auditor, baik BPK maupun teman-teman kejaksaan bahwa ini tidak boleh (dibuang) keluar kecuali instansi atau siapa pun yang membutuhkan," kata dia.

Saat ini tanah tersebut sudah bisa dikeruk lagi dan ditampung Dinas Kehutanan. Untuk itu, pembangunan sudah bisa dilanjutkan kembali.

Baru rampung 70 persen

Pihaknya menargetkan pembangunan proyek tersebut selesai pada Mei 2019.

"Masih terus berlanjut tahun ini, untuk progres 70 persen. Pembentukan tanggulnya target kami bulan Mei selesai," kata dia.

Setelah terbentuk, pembangunan waduk akan dilanjutkan dengan membangun turap dan pembuatan taman.

"Dilanjutkan untuk pembangunan turapnya. Konstruksi fisik ada turap sama naturalisasi taman dan jogging track," kata Andika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com