Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Diminta Pilah Sampah Plastik agar Dapat Didaur Ulang

Kompas.com - 28/02/2019, 16:38 WIB
Tatang Guritno,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam rangka memperingati Hari Peringatan Sampah Nasional (HPSN) Unilever meluncurkan 8 titik kumpul sampah flexible plastics atau kemasan multilayer.

Sampah dalam kategori kemasan multilayer misalnya adalah sampah plastik saset. Unilever mengatakan, sampah jenis ini jarang dipilah dan didaur ulang. Sehingga akhirnya hanya berakhir di TPA.

"Sampah jenis ini jarang dimanfaatkan kembali. Maka dengan 8 titik pengumpulan sampah flexible plastics ini, Unilever ingin memanfaatkannya dengan mendaur ulang menjadi produk baru," papar Head Of Sustainable Bisnis dan Ketua Yayasan Unilever Indonesia Sinta Kaniawati, Kamis (28/2/2019) di Bank Sampah Induk Gesit, Menteng Pulo, Jakarta Selatan.

Baca juga: DKI Siapkan Insentif bagi Pihak yang Kurangi Sampah Plastik

Sinta mengatakan, Unilever memiliki pabrik daur ulang di Sidoarjo, Jawa Timur yang akan melakukan proses pendauran sampah flexible plastics tersebut.

"Kita harus mulai mengurangi sampah plastik. Maka didaur ulang untuk dibuat produk baru. Sebab Indonesia menjadi negara nomor 2 di dunia penyumbang sampah plastik terbanyak di lautan. Maka kita harus membantu menguranginya," katanya.

Delapan titik pengumpulan flexible platics tersebut berada di Jakarta, Bandung, Sidoarjo, Yogyakarta, Balikpapan,Makassar, dan Denpasar. Di Jakarta, salah satunya titik pengumpulan adalah Bank Sampah Induk Gesit.

Baca juga: 4 Alternatif yang Bisa Dibeli Online untuk Kurangi Sampah Plastik

"Jadi kami mengajak masyarakat dan pemerintah untuk bisa membantu kami mengumpulkan sampah ini. Unilever tidak mungkin hanya menunggu, namun juga butuh banyak pihak untuk memasok bahan baku daur ulang tersebut. Yaitu sampah-sampah plastik dari masyarakat," tambahnya.

Staf ahli bidang lingkungan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Themmy Kendra Putra sepakat bahwa pengurangan sampah plastik mesti dilakukan.

"Jika tidak, pemanasan global akan semakin parah. Efeknya yang paling dekat adalah naiknya ketinggian air laut, jadi wilayah-wilayah pesisir seperti Jakarta bisa tenggelam kalau kita semua tidak segera mengurangi sampah plastik," pesannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com