Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Target Penumpang MRT Baru Akan Terealisasi di Tahun Keempat Operasi

Kompas.com - 19/03/2019, 05:15 WIB
Nursita Sari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Transportasi publik Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta ditargetkan mengangkut 130.000 penumpang per hari.

Direktur Keuangan PT MRT Jakarta Tuhiyat mengatakan, target itu diperkirakan baru bisa terealisasi pada tahun keempat MRT Jakarta dioperasikan, atau pada 2022.

"Untuk passenger, sebagaimana juga di negara tetangga, kami merencanakan 130.000 per hari. Namun, dalam pelaksanaannya, kami ada ramp up kurang lebih ini akan tercapai dalam tahun keempat," kata Tuhiyat di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (18/3/2019).

Tuhiyat menjelaskan, pada tahun pertama beroperasi, yakni 2019 ini, jumlah penumpang MRT Jakarta ditargetkan sebanyak 65.000 orang per hari.

Baca juga: Anggota DPRD: MRT dan LRT Belum Akan Signifikan Urai Kemacetan Jakarta

Operasi komersial MRT Jakarta pada tahun pertama ini rencananya dihitung per 1 April 2019, setelah diresmikan Presiden Joko Widodo pada 24 Maret ini.

Pada tahun kedua atau 2020, MRT Jakarta ditargetkan mengangkut 91.000 penumpang per hari. Target itu kembali ditingkatkan pada tahun ketiga atau 2021 menjadi 111.700 penumpang per hari.

"Tahun keempat baru 130.000 per hari. Itu perjalanannya menjadi tahun keempat baru settle di 130.000 per hari," kata Tuhiyat.

Berdasarkan perhitungan PT MRT Jakarta bersama Pemprov DKI Jakarta, tarif keekonomian MRT Jakarta Fase I rute Bundaran Hotel Indonesia (HI)-Lebak Bulus itu rata-rata Rp 31.659 per penumpang. Tarif keekonomian merupakan tarif yang belum disubsidi pemerintah.

Pemprov DKI kemudian mengusulkan tarif rata-rata Rp 10.000 per penumpang setelah disubsidi. Dengan demikian, subsidi untuk tiap penumpang yakni Rp 21.659.

Dengan target 65.000 penumpang pada tahun pertama beroperasi, subsidi yang dibutuhkan dari APBD DKI Jakarta 2019 mencapai Rp 572 miliar.

Menurut Tuhiyat, subsidi yang dibutuhkan tiap tahunnya akan berkurang karena jumlah penumpang akan semakin banyak, sementara biaya yang dibutuhkan untuk modal, operasi, dan pemeliharaan tetap.

"Karena ini fixed costs," ucapnya.

DPRD DKI Jakarta hingga saat ini masih membahas usulan subsidi dan tarif yang diajukan Pemprov DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com