Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cicit Soeharto Dilaporkan ke Polisi Terkait Jual Beli Lahan di Solo

Kompas.com - 29/03/2019, 18:05 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Haryo Putra Nugroho, cicit dari Presiden Republik Indonesia ke-2, Soeharto dilaporkan ke Ditreskrimsus Polda Metro Jaya oleh PT Sekar Wijaya atas dugaan tindak pidana penipuan dan atau penggelapan dan atau pencucian uang saat jual beli tanah.

Laporan tersebut tertuang dalam laporan Nomor LP/969/II/2019/PMJ/DIT RESKRIMSUS tanggal 15 Februari 2019.

Kuasa hukum PT Sekar Wijaya, Hermawi Taslim, mengatakan, kasus dugaan penipuan itu terjadi pada September 2016 saat kliennya membeli lahan seluas 2,25 hektar di Jalan Rajiman, Solo, Jawa Tengah.

Lahan tersebut merupakan bekas Rumah Sakit Kadipolo yang telah dijadikan cagar budaya serta dilindungi oleh Pemprov Jawa Tengah.

Baca juga: Politisi PDI-P: Prabowo Kritik Presiden Soeharto dan SBY Soal Pembangunan Indonesia Timur

Kasus tersebut pernah dilaporkan ke Polres Solo tahun 2018. Namun, penyidikan kasus dihentikan lantaran proses tanda tangan jual-beli lahan berlangsung di Gedung Grahadi, Jakarta Selatan.

"Tanahnya memang di Solo. Jadi, kasus ini sudah pernah dilaporkan ke Polres Solo, kemudian setelah dilakukan penyidikan ternyata lokus (tempat)-nya bukan disana (Solo). Pembayarannya dilakukan di Jakarta, jadi kami melaporkan ulang ke Polda Metro Jaya," ujar Hermawi di Polda Metro Jaya, Jumat (29/3/2019).

Hermawi mengatakan, kliennya melaporkan kembali kasus penipuan tersebut lantaran tidak ada iktikad baik dari pihak terlapor untuk mengembalikan uang.

PT Sekar Wijaya telah membayar uang senilai Rp 25 miliar. Lahan tersebut rencananya dijadikan perumahan.

Saat dilakukan pembayaran, kata Hermawi, kliennya belum mengetahui bahwa lahan yang dibelinya merupakan cagar budaya yang dilindungi Pemkot Solo.

"Klien kami melaporkan karena kami anggap terlapor beriktikad tidak baik, tidak kooperatif karena tanah yang dijual kepada kami ternyata adalah cagar budaya. Sertifikatnya memang atas nama pribadi, tetapi kami dapat surat dari Balai Cagar Budaya Jawa Tengah bahwa itu adalah cagar budaya," ujar Hermawi.

Baca juga: 26 Maret 1968, Saat Soeharto Ditunjuk Gantikan Soekarno Jadi Presiden

Tim penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya telah memeriksa tiga orang dari PT Sekar Wijaya sebagai saksi terkait kasus dugaan penipuan tersebut.

"Sudah diperiksa tiga orang dari pihak kami. Kalau pihak terlapor, silakan tanyakan langsung ke penyidik," ujar Hermawi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com