Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Terakhir Urus Pindah TPS, Antrean Warga Tumpah ke Jalan Raya di KPU Jaksel

Kompas.com - 10/04/2019, 14:32 WIB
Walda Marison,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kantor Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta Selatan dipadati warga, Rabu (10/4/2019). Antrean panjang terjadi dari dalam gedung hingga ke jalan raya, tepat di luar gerbang.

Pasalnya, hari ini merupakan pendaftaran terakhir bagi calon pemilih yang ingin mengurus surat pindah Tempat Pemungutan Suara (TPS) atau formulir A5.

Formulir A5 menjadi salah satu syarat bagi warga pindahan, narapidana, pasien Rumah Sakit dan korban bencana alam yang ingin memilih Presiden dan Calon Legislatif pada 17 April mendatang.

Baca juga: Pemilih yang Ingin Pindah TPS Dilayani hingga 10 April 2019

Salah satu warga yang ditemui Kompas.com Naufal (34) mengaku sudah mengantre sejak pukul 09.00 pagi. Dia beserta istri dan anaknya ingin mengurus dokumen A5 agar bisa memilih di tempat tinggalnya di Jakarta Selatan.

"Saya kan sama istri saya KTP Jawa Tengah, jadi kalau saya harus pulang ke sana untuk milih enggak sempet. Makanya saya urus ini (A5) biar bisa milih di sini," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (10/4/2019).

Antrian di kantor KPU Jakarta Selatan di hari terakhir pengurus dokumen A5, Rabu (10/4/2019)KOMPAS.com - Walda Marison Antrian di kantor KPU Jakarta Selatan di hari terakhir pengurus dokumen A5, Rabu (10/4/2019)

Dia dan istri sudah selesai mengurus dokumen A5. Menurutnya banyak warga yang dokumenya kurang lengkap sehingga dokumen A5 tidak bisa diurus.

"Tadi banyak juga sih yang nggak lolos .Misalkan yang sebelumnya nggak terdaftar di DPT, tidak ada surat dinas di Jakarta, ada yang kurang lagi yang lain-lain," terangnya.

Baca juga: Ada Warga yang Belum Tahu Syarat Urus Pindah TPS

Hal berbeda dialami Rendi (31) pria yang bekerja di Menara Jamsostek ini tidak bisa mengurus Dokumen A5 karena tidak punya surat tugas dari kantor. Padahal Rendi sudah bekerja di Jakarta Selama 6 tahun.

"Saya kan dari Bandung. Tapi saya sudah kerja di Jakarta selama 6 tahun. Saya ditolak petugas karena enggak ada surat tugas kerja dari Bandung ke Jakarta. Jadi sekarang saya mau balik ke kantor minta surat dari keterangan pindah tugas supaya bisa terdaftar di sini," terangnya.

Begitu juga dengan Ridam (29). Warga Tebet ini mengaku diperintahkan atasannya mengurus dokumen A5.

Ridam yang bekerja sebagai pengemudi disebuah perusahaan swasta ini mengaku sudah mengantare sejak pukul 10.00

"Sudah dari jam 10. Nih masih kejebak antre di tangga." terangnya.

Dia mengurus Dokumen A5 Lantara dirinya masih ber-KTP Surabaya. Dia ingin mengurus dokumen A5 agar bisa memilih di Jakarta.

"Kalau pulang ke Surabaya ongkosnya mahal. Masa saya harus golput gara-gara enggak bisa pulang ke Surabaya, sayang dong hak memilih saya," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Megapolitan
Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Megapolitan
Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Megapolitan
Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Megapolitan
Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Megapolitan
Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Megapolitan
3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Megapolitan
Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Megapolitan
Pemprov DKI Tertibkan 15 Rumah Kumuh di Tanah Tinggi, Direnovasi Jadi Tipe 36

Pemprov DKI Tertibkan 15 Rumah Kumuh di Tanah Tinggi, Direnovasi Jadi Tipe 36

Megapolitan
Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Megapolitan
Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Megapolitan
Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com