JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pengelola Transjabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono memperkirakan, mudik lewat jalur darat tahun ini bakal lebih berat dari tahun-tahun sebelumnya. Ia mengungkapkan, setiadaknya ada tiga faktor yang memperberat arus mudik lewat darat.
"Pemerintah kerja lebih keras dari pada tahun sebelumnya. Dulu harapan kita Tol Jakarta-Cikampek elevated bisa dioperasikan saat mudik Lebaran," kata Bambang dalam jumpa pers di Jakarta Pusat, Senin (20/5/2019).
Nyatanya, Tol Jakarta-Cikampek belum bisa beroperasi sebab masih ada sejumlah masalah di lapangan.
Baca juga: Cegah Macet Arus Mudik, BPTJ Kendalikan Lampu Merah di Jabodetabek
Faktor kedua, jalur tol dari Merak dan Jakarta kini sudah tersambung hingga Surabaya.
"Artinya menambah minat orang mudik naik mobil lebih tinggi. Lebih efektif," kata Bambang.
Faktor ketiga yakni naiknya tarif pesawat. Mudik jalur darat menjadi alternatifnya.
"Dulu orang beli tiket pesawat jauh-jauh hari sekarang tidak dilakukan. Saya dengar dari PT Angkasa Pura jumlah penumpang turun 20 persen. Mereka pindah ke moda lain," ujar Bambang.
Berdasarkan survei home interview yang dilakukan Badan Litbang Kemenhub, jumlah pemudik pada 2019 dari Jabodetabek sebanyak 14,9 juta orang.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 37,6 persen di antaranya memilih tujuan Jawa Tengah. Sementara 24,8 bertujuan ke Jawa Barat. Adapun yang pulang ke Jawa Timur sebanyak 11,1 persen.
Dari 14,9 juta orang, 30 persen di antaranya menggunakan bus. Sedangkan 28,9 persen memanfaatkan mobil pribadi.
Selebihnya, ada 16,7 persen orang yang memanfaatkan moda kereta api dan 9,5 persen dengan pesawat. Sisanya sebanyak 6,3 persen memilih naik sepeda motor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.