Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua RT Sebut 3 Terduga Teroris di Bekasi Tidak Lapor Izin Tinggal

Kompas.com - 12/06/2019, 14:44 WIB
Dean Pahrevi,
Dian Maharani

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Tiga terduga teroris yang ditangkap tim Dentasemen Khsusus (Densus) 88 Antiteror Polri di sebuah kontrakan, Jatibening Baru, Pondok Gede, Kota Bekasi pada Selasa (11/6/2019) tidak melapor izin tinggal..

Hal ini dikatakan Ketua RT 001/RW 002 Abdullah.

Abdullah mengatakan, ketiga terduga teroris itu baru menempati kontrakannya selama empat hari. Mereka diketahui menyewa dua kamar kontrakan untuk tinggal.

"Yang diciduk orangnya aja, tiga orang. Barang di dalam rumah enggak ada yang dibawa. Mereka tinggal baru tiga sampai empat hari, enggak izin juga. Waktu penggerebekan sekitar jam setengah dua," kata Abdullah di lokasi, Rabu (12/6/2019).

Baca juga: 3 Terduga Teroris di Bekasi Ditangkap Saat Sedang Tidur

Adapun ketiga terduga teroris itu berinisial AAS, I, dan KA alias Amin.

Dia menambahkan, saat ditangkap ketiga terduga teroris tidak melawan. Tim Densus pun mengepung rumah kontrakan sebelum menangkap terduga teroris tersebut.

"Banyak sih Densusnya ada tim bagian penyergapan, dan bagian pengetokan pintu. Posisinya masih pada melek dua orang, yang satu sudah rebahan di ubin," ujar Abdullah.

Sementara itu, Ida karyawan pemilik kontrakan mengatakan, ketiga terduga teroris dikenal kurang bersosialisasi dengan warga sekitar. Mereka selalu mengurung diri di dalam kontrakan.

"Mereka enggak ada sosialisasinya. Waktu itu cuma keluar rumah untuk benerin air karena airnya rusak dia benerin sendiri," ujar Ida.

Adapun Pada Senin (10/6/2019) malam, Densus juga menangkap satu terduga teroris lainnya atas nama H alias Abu Zahra. Dia ditangkap di Jalan Lampirin Raya, Jatibening Baru, Pondok Gede, Kota Bekasi.

Saat ini polisi masih mendalami eksistensi dan keterlibatan empat teroris tersebut dengan jaringan tertentu.

"Ya, saya membenarkan penangkapan itu. Saat ini sedang didalami eksistensi masing-masing terduga tersangka, terlibat kegiatan apa saja, dan jaringannya apa saja," ujar Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra lewat pesan singkat, Selasa, (11/6/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com