Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manipulasi Suara DPRD DKI, 10 Anggota PPK Cilincing dan Koja Tersangka

Kompas.com - 20/06/2019, 20:50 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Semua anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Cilincing dan Koja ditetapkankan sebagai tersangka tindak pidana pemilu 2019 oleh penyidik sentra Gakkumdu Polres Metro Jakarta Utara.

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdhi mengatakan, semua anggota PPK di dua kecamatan tersebut diduga memanipulasi suara dalam pemilihan legislatif calon anggota DPRD DKI Jakarta di TPS-TPS yang ada di kecamatan mereka.

"Karena itu, ketua PPK Cilincing Idi Amin dan kawan-kawan serta Ketua PPK Koja Alim Sori dan kawan-kawan telah ditetapkan sebagai tersangka. Total tersangka sementara ada 10 orang," ucap Budhi saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (20/6/2019).

Baca juga: 10 Anggota PPK di Karawang Mengaku Terlibat Jual Beli Suara dengan Caleg Perindo

Sementara itu, Ketua Sentra Gakkumdu Badan Pengawas Pemilu Jakarta Utara Benny Sabdo mengatakan, penyidik terus menelusuri tokoh intelektual dari tindak pidana tersebut.

Menurut dia, perkara ini berawal ketika Sentra Gakkumdu Bawaslu Jakarta Utara menerima laporan dari caleg DPRD DKI nomor urut 1 Partai Demokrat, H Sulkarnain dan Caleg DPRD DKI nomor urut 5 Partai Gerindra, M Iqbal Maulana mengenai adanya manipulasi jumlah suara calon legislatif DPRD DKI Jakarta yang hilang di dua kecamatan tersebut.

Namun, ketika ditanya mengenai seperti apa bentuk manipulasi yang dilakukan oleh sepuluh orang tersebut, Benny enggan untuk menjabarkannya.

Baca juga: Rekayasa Suara Hasil Pemilu, 5 Anggota PPK di Pamekasan Dipecat

Semua anggota dari PPK Cilincing dan Koja itu disangka melanggar Pasal 505 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 dan terancam pidana kurungan paling lama satu tahun dan denda Rp 12 juta.

Sementara itu, untuk tindak lanjut dari suara yang dimanipulasi oleh seluruh tersangka, Benny menyebutkan bahwa itu semua tergantung keputusan di Mahkamah Konstitusi nantinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com