Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

YLKI Kritik PRJ, Mulai dari Parkir Mahal hingga Area Bebas Merokok

Kompas.com - 23/06/2019, 22:39 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengkritik Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair yang tengah diselenggarakan di JIExpo Kemayoran.

Dalam keterangan tertulisnya, Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi menyoroti mahalnya tarif parkir hingga area PRJ yang diperbolehkan merokok.

"Tarif parkirnya menerapkan harga flat yakni Rp 30.000 per sekali masuk. Tarif sebesar ini terlalu mahal. Ini sama saja menjadikan kenaikan tiket masuk secara terselubung," kata Tulus, Minggu (23/6/2019).

Baca juga: 7 Tips Nyaman Berkunjung ke Jakarta Fair Kemayoran

Dengan demikian, satu orang yang membawa mobil harus merogoh kocek Rp 70.000 untuk masuk PRJ.

Padahal, kondisi area parkir dinilai tidak nyaman, terbuka, dan berdebu.

"Manajemen PRJ seharusnya bisa menakar berapa kapasitas maksimal area PRJ dan area parkir. Bukan malah sebaliknya,  pengunjung terus diterima masuk ke area PRJ sehingga sangat sulit mencari area parkir," ujarnya. 

Baca juga: Tak Hanya Belanja, Ini Ragam Aktivitas yang Bisa Dilakukan di Jakarta Fair

Terkait fasos fasum di area PRJ, Tulus juga menyayangkan kurangnya jumlah toilet dan mushala.

Pengunjung tak diberi penanda yang mengarahkan ke lokasi toilet dan mushala.

"Jadi pengunjung harus mencari-cari petugas untuk bertanya, di mana keberadaan toilet dan mushala. Selain itu terjadi antrean yang panjang di toilet perempuan. Di saat pengunjung membeludak seperti itu, seharusnya disiapkan portable toilet," ujar Tulus.

Baca juga: Catat Nih! Aneka Promo Menarik di Jakarta Fair Kemayoran

Selain itu, Tulus juga mengkritik banyaknya orang merokok di area PRJ.

Banyak SPG (Sales Promotion Girl) yang menjajakan dan mempromosikan produk rokok, dari berbagai merek.

Rokok ditawarkan dengan promosi Rp 20.000 mendapatkan dua bungkus rokok, plus wadah aksesorinya.

Baca juga: Pentingnya Stan Motor untuk Merayu Pengunjung Jakarta Fair

"Dengan demikian, PRJ yang mengklaim berskala internasional, kalah dengan area pasar tradisional di Kota Bangkok (Pasar Chatuchak) yang terbebas asap rokok," ujarnya. 

Tulus mengingatkan penyelenggara masih ada waktu seminggu ke depan untuk perbaikan. Ia meminta panitia bisa membuat nyaman pengunjung.

"Jangan cuma memungut tarif yang mahal, tetapi gagal menyamankan pengunjungnya. Pemprov DKI pun seharusnya mengawasi pelaksanaan PRJ tersebut," kata Tulus. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com