Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah di Kali Tegal Amba Diduga Berasal dari Warga Bantaran

Kompas.com - 09/07/2019, 17:08 WIB
Dean Pahrevi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Satuan Pelaksana UPK Badan Air Jakarta Timur Leo Tantino mengatakan, sampah yang memenuhi permukaan Kali Tegal Amba, Jakarta Timur berasal dari warga yang kerap membuang sampah sembarangan.

Dugaan Leo tersebut berdasar pada Kali Tegal Amba yang buntu dan tidak ada aliran air dari kali lain ke sana. Jadi sampah yang penuhi kali bukan berasal dari aliran kali melainkan dari warga yang buang sampah sembarangan ke kali tersebut.

"Kondisi Kali Tegal Amba sudah lama seperti itu dan asalnya dari warga yang mungkin perlu penyadaran pola pikirnya untuk tidak buang sampah sembarangan," kata Leo kepada Kompas.com, Selasa (9/7/2019).

Berdasarkan pantauan Kompas.com pukul 13.00 WIB, Kali Tegal Amba itu terlihat kotor penuh sampah plastik, kemasan makanan, dan lainnya.

Baca juga: Melihat Lebih Dekat Kondisi Kali Tegal Amba yang dipenuhi Sampah

Kali yang melintasi tiga wilayah kelurahan yakni Kelurahan Pondok Bambu, Duren Sawit, dan Klender itu juga kering diselimuti lumpur dan tanaman liar.

Hanya sedikit air yang mengalir di kali yang buntu putus di Jalan Amal, Kelurahan Pondok Bambu itu. Bau tak sedap pun tercium dari kali. Bantaran kali juga nampak disesaki permukiman rumah warga.

Leo menambahkan, pihaknya tiap hari rutin membersihkan kali tersebut. Namun sampah tidak pernah habis muncul di kali itu. Dalam satu hari membersihkan sampah, pihaknya mengangkut sekitar 150 karung sampah yang dibawa dengan satu truk.

"Petugas UPK badan air senantiasa tak henti-hentinya melakukan pembersihan sampah secara kontinyu di lokasi tersebut. Petugas tiap hari ada di lokasi bekerja dari pukul 8 sampai pukul 3 sore dengan personel 12 orang. Untuk sampah murni dari warga, karena aliran Kali Tegal Amba buntu dan tidak ada aliran dari kali lain yang masuk ke Kali Tegal amba," ujar Leo.

Dia pun mengimbau kepada warga yang tinggal di dekat Kali Tegal Amba agar senantiasa menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah ke dalam kali.

Baca juga: Kata Warga soal Kali Tegal Amba Penuh Sampah: Nyamuknya Banyak Sampai Bisa Bikin Peyek

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com