Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rutin Autopsi Jenazah Mendorong Asri Jadi Lebih Menghargai Hidup

Kompas.com - 16/07/2019, 16:57 WIB
Dean Pahrevi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak pernah terpikirkan dalam benak Asri Megaratri Pralebda untuk terjun ke dunia forensik yang rutinitasnya memeriksa jenazah korban kecelakaan atau  pembunuhan.

Tahun 2016 jadi titik awal Asri menjadi dokter forensik yang bertugas di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Asri yang menyelesaikan pendidikan kedokteran tahun 2003 di Universitas Diponegoro itu sebelumnya menjalani karirnya sebagai dokter umum di sejumlah instansi swasta.

Baru tahun 2006, dia menjadi dokter umum di instansi kepolisian untuk membantu operasional polisi.

Baca juga: Dokter Forensik Duga Kuat Jenazah Wanita Terbakar adalah IA

Dokter forensik bukan cita-cita perempuan asal Jakarta itu. Bagi dia, dokter pada dasarnya adalah membantu seseorang untuk sembuh dari penyakit yang diderita. Hal itu membuat Asri senang karena bisa membantu sesama manusia.

"Kalau jadi cita-cita (dokter forensik) sih enggak. Karena kan dulu namanya jadi dokter kan maunya menyembuhkan pasien yah. Cuma karena saya selama bergabung di PNS Polri itu banyak membantu operasional kepolisian yang tugasnya selain pelayanan kesehatan," kata Asri di RS Polri Kramat Jati, Selasa (16/7/2019).

Awalnya, dia kerap membantu proses penyidikan polisi dalam menangani suatu kasus. Dari situ tumbuh kegemaran Asri membantu polisi mengungkap kasus dengan mengidentifikasi atau memeriksa jenazah orang yang jadi korban.

Dia pun tidak melewatkan kesempatan untuk kembali sekolah menjadi dokter spesialis forensik yang dibiayai instansi kepolisian.

"Jadi ada peluang, saya juga suka dan saya berpikir setelah saya selesai (pendidikan spesialis forensik), saya ingin jadi dokter yang bermanfaat di kepolisian," kata Asri yang kini jadi wakil kepala Sentra Visum dan Medikolegal RS Polri Kramat Jati.

Berhadapan dengan jenazah, entah akibat kecelakaan, bencana alam, pembunuhan, atau sebab lainnya telah menjadi rutinitasnya sehari-hari.

Dia mengaku, dari awal tidak takut atau jijik mengautopsi atau memeriksa jenazah. Dia mengemuakan, pekerjaanya itu justeru telah membuatnya semakin menghargai kehidupan yang dijalani.

Baca juga: Laura Basuki Nikmati Peran sebagai Dokter Forensik

"Kita kan akhirnya akan mati, kemudian dengan melihat tubuh manusia bagian dalam itu adalah hasil perbuatan selama kita hidup. Lifestyle kita, seperti perokok maka tubuhnya akan seperti itu, mungkin meninggalnya sakit pernafasan. Itu kan ironi yah," ujar Asri.

Menurut dia, apa yang terjadi pada tubuh manusia merupakan hasil perbuatan manusia itu sendiri. Apa yang dimakan, diperbuat manusia akan berdampak pada kondisi tubuhnya.

Setelah melihat berbagai kondisi organ jenazah, Asri jadi semakin termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam menjalani hidup dan berupaya tidak merugikan orang lain.

"Hidup itu harus bisa berbuat baik sebanyak-banyaknya. Manusia itu di dalam sebenarnya kotor, apa yang dimakan, yang perutnya gendut itu kan lemaknya banyak, kita melihat jantung membesar itu ada, ada juga yang meninggal karena tersedak makanan. Jadi apa sih yang dicari dari makan terburu-buru, jadi lebih ke menghargai hidup yah," ujar Asri.

Dia mengatakan, pelajaran yang diperoleh dari menjadi dokter forensik adalah terus berusaha menjadi manusia yang sehat dan menghargai kesempatan hidup yang diberikan Tuhan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com