JAKARTA, KOMPAS.com - Pemadaman listrik yang terjadi di wilayah Jabodetabek dan sebagian Jawa Barat serta Jawa Tengah ternyata berimbas pada pedagang-pedagang kecil. Salah satunya pedagang ikan di Pasar Ikan Hias Kartini, Gunung Sahari, Jakarta Pusat.
Samirin, spesialis pedagang ikan koi mengatakan, pada saat pemadaman listrik, dia harus merelakan 16 ekor ikannya mati karena kehabisan oksigen.
Kata Sarimin, listrik yang mati menyebabkan alat oksigen tidak dapat digunakan. Padahal, satu ikan koi ukuran sedang dihargai Rp 50.000.
Baca juga: Akibat Listrik Padam, MRT Jakarta Perkirakan Kerugian Rp 507 Juta
"Sebenarnya melihara koi ini gampang, asal oksigennya lancar saja, ini kemarin kan memang enggak terduga. Rata-rata ikan yang mati itu yang tanggung, yang belum kuat," kata dia saat ditemui di toko ikan hiasnya, Selasa (6/8/2019).
Pada saat kejadian, Sarimin sebernarnya sudah mengatisipasi untuk memasukkan ikan-ikan itu ke dalam plastik. Namun, beberapa ikan tidak kuat karena listrik padam terlalu lama.
"Sudah sempat kami masukkan ke plastik, kasih oksigen setengah, air setengah, tapi tetap banyak yang tidak kuat," kata dia.
Baca juga: Listrik Padam, Ridwan Kamil Dorong PLN Beri Ganti Rugi
Pedagang lain, Erik mengatakan bahwa pada saat kejadian dia juga sudah mengantisipasi dengan menggunakan plastik. Namun, dia juga tetap kehilangan belasan ikannya.
"Tapi, plastiknya ini kan terbatas, plastik isi 20 kami isi 40-50 (ikan) karena mendadak, enggak ada persiapan," kata dia.
Selama pemadaman listrik, para pedagang mengatakan bahwa mereka terpaksa tidak berjualan selama hampir 8 jam. Sebab, ikan-ikan sudah ditaruh di plastik, dan tidak mungkin dijual.
Rata-rata pedagang mengaku rugi pada saat pemadaman. Pendapatan mereka tidak sampai setengah dari biasanya.
"Misal, biasa 1 juta, ini setengahnya enggak sampai karena sudah dimasukkan plastik, enggak mungkin dijual," kata Erik.
Baca juga: Daftar Pejabat yang Mundur karena di Negaranya Kerap Mati Listrik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.