Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadwal Pembahasan Anggaran Ketat, PSI Ingatkan DPRD DKI untuk Transparan

Kompas.com - 08/08/2019, 17:37 WIB
Anastasia Aulia,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Pimpinan Wilayah Jakarta Partai Solidaritas Indonesia (DPW PSI) menyoroti keputusan DPRD DKI yang akan kebut tiga dokumen anggaran perubahan sekaligus di dua minggu masa akhir jabatan.

Dengan jadwal yang ketat tersebut, PSI mengingatkan DPRD DKI Jakarta untuk transparan dalam pembahasan anggaran.

"Kami ingin mengingatkan bahwa proses pembahasan anggaran ini harus terbuka dan apakah memang benar, realistis, dua minggu bisa dikebut tiga APBD?" ungkap ketua DPW PSI JAKARTA, Michael Victor Sianipar, melalui konferensi pers di gedung DPP PSI, Jakarta Pusat pada Kamis (8/8/2019).

Diketahui, tiga agenda besar yang akan dibahas sekaligus oleh DPRD DKI Jakarta yaitu KUPA-PPAS Perubahan 2019, APBD Perubahan 2019, dan KUA-PPAS 2020. Padahal landasan daripada KUA-PPAS 2020 yaitu RKPD belum dipublikasikan secara resmi di website www.apbd.jakarta.go.id.

Baca juga: PSI Kritik DPRD DKI yang Kebut Tiga Pembahasan Anggaran Bulan Ini

Meski demikian, DPRD DKI hanya menargetkan penyelesaian APBD-P 2019 saja sebelum masa jabatan mereka berakhir.

"Sebenernya kalau APBD-P kan terkait dengan anggaran lain. Solusinya adalah terbuka. Apa saja yang dikurangi, ditambahi di APBD Perubahan. Sehingga kita bisa sama-sama mengawasi." kata Idris Ahmad, calon terpilih DPRD DKI periode 2019-2024 dari perwakilan PSI yang turut hadir di konferensi pers tersebut.

Idris juga menyatakan kinerja DPRD DKI Jakarta periode sekarang terhitung buruk karena dari 91 Perda yang diusulkan untuk dibahas dalam Prolegda hanya 29 yang dapat terselesaikan.

Terlebih mayoritas yang telah selesai merupakan Perda wajib dan Perda rutin, sementara perda yang bersifat substansi hanya ada lima.

PSI menjamin pada periode selanjutnya akan mendorong parlemen agar lebih transparan dan terbuka.

"Kami sebenarnya berharap di periode selanjutnya kami akan mencoba melaksanakan tata kelola DPRD yang lebih terbuka kepada masyarakat," kata Idris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com