JAKARTA, KOMPAS.com - Lautan sampah terlihat di Tanah Merah, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara pada Jumat (9/8/2019) sore.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, di lahan yang cukup luas tersebut tampak berbagai jenis sampah berserakan di mana-mana, mulai dari sampah plastik, stereofoam, kayu, bola, dan bernagai jenis sampah lainnya.
Terlihat pula sampah-sampah yang sudah dimasukkan dalam ratusan kantong plastik berwarna hitam di beberapa titik.
Baca juga: Bukan Sok Jagoan, Ini Alasan Risma Ikut Bantu Atasi Sampah di Jakarta
Saking banyaknya sampah yang menumpuk, tak lagi terlihat lapisan tanah di sana.
Di dekat salah satu tumpukan sampah, terdapat pula sebuah saluran air yang mengarah ke Kali Betik. Air di saluran tersebut tampak berwarna hitam pekat. Di atasnya juga banyak terdapat sampah-sampah yang terapung.
Terlihat pula lalat-lalat berterbangan dan hinggap hampir di seluruh kawasan yang ditumpuki sampah.
Di atas kawasan tersebut terlihat sejumlah pemulung tengah memilah-milah sampah mencari apa yang mereka bisa jual.
Baca juga: Pekerjaan Rumah Bekasi Atasi Sampah Kali
Tepat disebelah tumpukan sampah tersebut, terlihat pula rumah-rumah yang terbuat dari triplek berdiri di sana.
Hamdani (27), salah seorang warga yang ada di lokasi tersebut menyebutkan bahwa lokasi itu memang biasa digunakan warga sekitar untuk membuang sampah.
"Udah lama kayaknya, saya enggak ingat dari kapan," kata Dani kepada wartawan.
Sementara itu salah seorang warga yang tak disebutkan namanya mengatakan sampah yang ada di sana tak hanya berasal dari warga Tanah Merah.
Baca juga: Listrik dari Sampah Sumur Batu Ditaksir Mampu Aliri 2.000 Rumah Tangga
"Ada juga sampah dari Kelapa Gading. Sampahnya datang ada yang pakai gerobak, mobil, macem-macem," ucapnya.
Ia menyebutkan, sejatinya lokasi tersebut hanya sebagai tempat samah sementara sebelum dikirimkan ke Bantargebang.
Setiap harinya, kata dia, ada dua hingga truk yang mengangkut berton-ton sampah dari lokasi tersebut.
Hamdani juga menjabarkan bahwa sebelum diangkut, sampah-sampah plastik yang bisa di daur ulang memang dipungut dan dikumpulkam oleh para pemulung.
"Ya ini jadi penghasilan warga sini," kata dia.
Ia turut mengatakan bahwa kondisi sampah di sana lebih parah beberapa tahun yang lalu. Namun, dalam dua tahun terakhir dibantu dari Dinas Lingkungan Hidup untuk membersihkan lokasi tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.