Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Bunuh Ayah Kandung karena Terganggu Suara Dengkuran Diduga Gangguan Jiwa

Kompas.com - 01/09/2019, 19:51 WIB
Dean Pahrevi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pria bernama Suherman (35) yang membunuh ayah kandungnya bernama Juminta (65) lantaran terganggu suara dengkuran ayahnya saat tidur diduga alami gangguan jiwa.

Kapolsek Sukatani AKP Taifur mengatakan, berdasarkan keterangan keluarga, Suherman diduga alami gangguan jiwa usai usaha barang rongsokan yang dimilikinya bangkrut.

"Dia (Suherman) dulu usaha lapak dan sukses, lalu nge-drop. Terus dia juga ada masalah rumah tangga, dia pisah sama istrinya, intinya dia banyak pikiranlah," kata Taifur saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (1/9/2019).

Taifur menjelaskan, belakangan ini Suherman kerap mengamuk dan kerap berobat ke Puskesmas terkait gangguan kejiwanya. Pihak Puskesmas pun sudah menyarankan agar Suherman dibawa ke Rumah Sakit Jiwa.

Baca juga: Pria di Bekasi Bunuh Ayah Kandung karena Terganggu Suara Dengkuran

"Tapi dari pihak keluarganya karena mungkin aib, malu atau gimana ya, dia suka ngamuk, tapi kalau lagi sadar ya normal kaya orang biasa aja," ujar Taifur.

Dalam proses pemeriksaan pun, polisi sempat kesulitan mewawancarai Suherman. Dikarenakan tingkah Suherman yang labil seperti bicara sendiri.

"Kami sudah introgasi, tapi ya begitu, kadang suka ngelantur atau diam ketika ditanya. Orang kayak gitu artinya masih labil kejiwaannya. Tapi kami belum bisa memastikan karena itu ranahnya medis," ujar Taifur.

Sebelumnya, Suherman tega membunuh ayah kandung karena terganggu dengan suara dengkuran ayahnya saat tidur di rumahnya, di Kampung Kobak Sumur, RT01/RW 04, Desa Sukamakmur, Kecamatan Sukakarya, Kabupaten Bekasi, Sabtu (31/8/2019), pukul 02.00 WIB.

Suherman memukul ayahnya dengan linggis sebanyak tiga kali hingga tewas. Lalu dia pergi dari rumah dan jenazah korban ditemukan salah seorang anggota keluarga saat menengok korban.

Suherman pun ditangkap polisi di rumah kakaknua yang tidak jauh dari rumahnya. Polisi juga mengamankan barang bukti yakni satu buah linggis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com