Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Bus Rute Blok M-Taman Safari, Warga Tak Perlu Naik Mobil Pribadi untuk ke Puncak

Kompas.com - 28/09/2019, 15:10 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono menyebut warga DKI Jakarta lebih gemar mengendarai kendaraan pribadi untuk berwisata di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat.

Akibatnya, ruas jalan menuju kawasan Puncak sering macet karena tingginya volume kendaraan pribadi.

Oleh karena itu, BPTJ bekerja sama dengan PT Blue Bird meluncurkan sebuah program layanan transportasi publik Big Bird Jalan-Jalan. Artinya, BPTJ menyediakan layanan bus yang melayani rute Pasar Raya Blok M hingga Taman Safari, Bogor.

Program tersebut bertujuan untuk mengubah gaya hidup warga DKI Jakarta, mengurangi angka kemacetan, serta memperbaiki kualitas udara di kawasan Puncak.

"Aksesibilitas tidak hanya kemacetan, tapi juga sarana. Jika semua orang pergi ke (kawasan) Puncak menggunakan mobil pribadi, (kawasan) Puncak akan macet setiap hari. Oleh karena itu, kami akan mengubah lifestyle (gaya hidup) masyarakat untuk bepergian ke (kawasan) Puncak menggunakan angkutan umum," kata Bambang di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Sabtu (28/9/2019).

Baca juga: BPTJ Targetkan 41.000 Bus Listrik Beroperasi Tahun 2024

Ditemui dalam kesempatan yang sama, Direktur Blue Bird Sigit Priawan Djokosoetono mengatakan, warga DKI dapat menikmati program Big Bird Jalan-Jalan setiap Sabtu dan Minggu.

PT Blue Bird menyediakan 10 sampai dengan 20 bus untuk melayani warga menuju kawasan wisata Taman Safari setiap minggu.

"Dari sisi armada, kami siapkan fleksibel. Biasanya 10 sampai dengan 20 bus per weekend (pekan). Tarif ke Taman Safari Rp 400.000. Itu sudah termasuk biaya bus, tol, snack (makanan ringan), dan tiket masuk Taman Safari," ungkap Sigit.

Selain kawasan Puncak, nanti BPTJ juga akan mengembangkan layanan transportasi publik menuju Kepulauan Seribu.

"Setelah (kawasan) Puncak, nanti kami akan berpikir (penyediaan layanan bus jalan-jalan) ke Pulau Seribu. Pemerintah bersama dengan pelaku dunia usaha akan bekerja sama untuk memberi pelayanan kepada masyarakat supaya masyarakat bisa menggunakan fasilitas angkutan umum," ujar Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com