Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelar Unjuk Rasa di Patung Kuda, Massa FPR Tuntut 3 Hal ke Jokowi

Kompas.com - 30/09/2019, 16:49 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA PUSAT, KOMPAS.com - Massa yang mengatasnamakan Front Perjuangan Rakyat (FPR) menggelar unjuk rasa di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, tepatnya di Patung Kuda, Senin (30/9/2019).

Aksi unjuk rasa yang dihadiri puluhan massa ini menuntut tiga hal kepada Presiden RI Joko Widodo.

"Aksi ini terdiri dari organisasi buruh, tani, pemuda dan mahasiswa serta perempuan. Dari Banten dan beberapa kota lainnya. Unjuk rasa kali ini ada tiga tuntutan kepada Jokowi," ujar Juru bicara FPR, Emelia Yanti di lokasi.

Baca juga: Ada Demo di Sekitar DPR, 4 Rute Transjakarta Stop Beroperasi Sore Ini

Tuntutan pertama dari unjuk rasa kali ini berkait kebakaran hutan dan lahan. Menurut Emelia, pemerintah daerah maupun pusat saat ini dinilai belum melakukan upaya kongkret untuk menangani permasalahan yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan.

"Upaya kongkret karena belum ada evakuasi korban," ucapnya.

Kedua, FPR menuntut pemerintah segera mengambil tindakan di Wamena, Papua.

"Kami mendapatkan informasi sebagaimana yang diberitakan, di sana bergejolak dan banyak korban berjatuhan," katanya.

Ketiga, lanjut Emelia, pihaknya juga menuntut soal Undang-Undangan yang saat ini masih mendapatkan penolakan dari masyarakat. Salah satunya UU KPK yang disahkan dan Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP) dan revisi Undang-undang KPK.

Baca juga: Demo di Depan Gedung DPRD Jabar, Ini 8 Tuntutan kepada Pemerintah

"Kita meminta untuk Pemerintah mencabut dan membatalkan soal undangan undang tersebut," tuturnya.

Meski tidak dapat menginjakan kaki di Istana Merdeka karena jalan yang telah diblokade Polisi, namun massa tak kecewa. Mereka masih tetap menyuarakan aspirasi mereka yang diwarnai dengan mengibarkan bendera berbagai warna.

"Aksi memang targetnya ke Istana. Tapi tidak berharap Jokowi mengundang kami untuk menyampaikan langsung. Tapi hanya ingin mendengarkan apa yang menjadi tuntutan kami Karena itu menggambarkan aspirasi masyarakat," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com