JAKARTA, KOMPAS.com - Roemah Tawon telah menjadi tempat belajar bagi anak jalanan di sekitar Tanah Tinggi, Kota Tangerang, sejak 2013.
Namun, belum lama ini, rumah belajar tersebut terpaksa mencari lahan baru untuk terus melangsungkan kegiatan mereka.
Lokasi sebelumnya di bidang tanah di Jalan Melati X, Tanah Tinggi, menjadi salah satu wilayah yang terkena penggusuran.
Mereka terusir karena tanah tersebut akan digunakan sebagai lokasi pembangunan jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR).
"Kita memang di awal 2019 kena usir. Sudah ngobrol dengan Pak Lurah akan digantikan tempat, tapi sampai sekarang belum ada kabarnya," kata Ayah Apit, salah satu pengurus Roemah Tawon, Senin (7/10/2019).
Akibat penggusuran itu, proses belajar mengajar di Roemah Tawon sempat terhenti. Namun, menurut Ayah Apit, banyak anak-anak yang menanyakan kapan kelas akan dibuka kembali.
"Akhirnya semua pengurus kita sewa tempat sini ukuran 3 meter. Kegiatan masih sama, paling yang berkurang adik-adiknya," kata Ayah Apit.
Meski menambah biaya, mereka lebih memilih untuk tetap menjalankan nilai mereka untuk mendidik anak jalanan. Biaya menyewa tempat diperoleh dari iuran para pengurus sendiri.
Kini, ruang belajar Roemah Tawon menjadi jauh lebih kecil. Lahan untuk anak-anak bermain pun sudah tak ada lagi.
"Kami masih tunggu dari pemerintah. Kalau Pak Lurah sudah ada tempat baru kita akan bangun lagi. Tapi kita enggak pusing, anak-anak masih tetap semangat belajar," ujar Ayah Apit.
Roemah Tawon memiliki sembilan tradisi yang menjadi kewajiban baik bagi seluruh anggota Roemah Tawon maupun tamu yang datang berkunjung. Salah satu tradisinya adalah membiasakan anak-anak untuk beribadah bersama.
Namun, karena lokasi Roemah Tawon yang kini terbatas, tak ada lagi ruang bagi anak-anak untuk salat berjamaah. Saat waktunya beribadah, mereka diarahkan ke mushola yang tak jauh dari lokasi belajar.
Selain itu, perpustakaan yang dulunya juga tersedia di samping ruang belajar kini sudah tak ada lagi. Buku-buku perpustakaan disimpan di rumah yang dikontrakkan di depan saung belajar.
"Kalau engga begitu, kasihan anak-anak. Masih semangat, sudah biasa ngumpul, belajar," tutur Ayah Apit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.