Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tergusurnya Roemah Tawon Tempat Belajar Anak Jalanan karena Pembangunan Jalan Tol

Kompas.com - 08/10/2019, 07:00 WIB
Hilel Hodawya,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Roemah Tawon telah menjadi tempat belajar bagi anak jalanan di sekitar Tanah Tinggi, Kota Tangerang, sejak 2013.

Namun, belum lama ini, rumah belajar tersebut terpaksa mencari lahan baru untuk terus melangsungkan kegiatan mereka.

Lokasi sebelumnya di bidang tanah di Jalan Melati X, Tanah Tinggi, menjadi salah satu wilayah yang terkena penggusuran.

Mereka terusir karena tanah tersebut akan digunakan sebagai lokasi pembangunan jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR).

"Kita memang di awal 2019 kena usir. Sudah ngobrol dengan Pak Lurah akan digantikan tempat, tapi sampai sekarang belum ada kabarnya," kata Ayah Apit, salah satu pengurus Roemah Tawon, Senin (7/10/2019).

Akibat penggusuran itu, proses belajar mengajar di Roemah Tawon sempat terhenti. Namun, menurut Ayah Apit, banyak anak-anak yang menanyakan kapan kelas akan dibuka kembali.

"Akhirnya semua pengurus kita sewa tempat sini ukuran 3 meter. Kegiatan masih sama, paling yang berkurang adik-adiknya," kata Ayah Apit.

Tunggu janji pemerintah

Meski menambah biaya, mereka lebih memilih untuk tetap menjalankan nilai mereka untuk mendidik anak jalanan. Biaya menyewa tempat diperoleh dari iuran para pengurus sendiri.

Kini, ruang belajar Roemah Tawon menjadi jauh lebih kecil. Lahan untuk anak-anak bermain pun sudah tak ada lagi.

"Kami masih tunggu dari pemerintah. Kalau Pak Lurah sudah ada tempat baru kita akan bangun lagi. Tapi kita enggak pusing, anak-anak masih tetap semangat belajar," ujar Ayah Apit.

Roemah Tawon memiliki sembilan tradisi yang menjadi kewajiban baik bagi seluruh anggota Roemah Tawon maupun tamu yang datang berkunjung. Salah satu tradisinya adalah membiasakan anak-anak untuk beribadah bersama.

Namun, karena lokasi Roemah Tawon yang kini terbatas, tak ada lagi ruang bagi anak-anak untuk salat berjamaah. Saat waktunya beribadah, mereka diarahkan ke mushola yang tak jauh dari lokasi belajar.

Selain itu, perpustakaan yang dulunya juga tersedia di samping ruang belajar kini sudah tak ada lagi. Buku-buku perpustakaan disimpan di rumah yang dikontrakkan di depan saung belajar.

"Kalau engga begitu, kasihan anak-anak. Masih semangat, sudah biasa ngumpul, belajar," tutur Ayah Apit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Megapolitan
Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Megapolitan
Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Megapolitan
Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Megapolitan
Pedagang Siomay di Kebayoran Berkurban Tiap Tahun, Patungan Rp 3,5 Juta untuk Beli Sapi

Pedagang Siomay di Kebayoran Berkurban Tiap Tahun, Patungan Rp 3,5 Juta untuk Beli Sapi

Megapolitan
Cerita Pedagang Siomay Rangkul Sesama Perantau di Jakarta untuk Berkurban di Kampung Halaman

Cerita Pedagang Siomay Rangkul Sesama Perantau di Jakarta untuk Berkurban di Kampung Halaman

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com