Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Guru Ngaji di Jatinegara Diduga Cabuli 7 Bocah Perempuan

Kompas.com - 19/10/2019, 21:01 WIB
Sabrina Asril

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang guru ngaji di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur diduga mencabuli tujuh orang bocah perempuan yang masih duduk di bangku SD.

Perbuatan pelaku berinisial FS alias AI itu terungkap dari kecurigaan salah seorang ibu korban. Ibu dari MA itu bertanya saat anaknya sakit ketika buang air kecil. MA pun membeberkan dia telah dicabuli oleh AI.

"Ibunya MA curiga, terus ditanya sakit kenapa. Ceritalah anaknya kalau jadi korban AI ini. AI ini guru ngaji untuk ibu-ibu," kata Pelayanan Masyarakat RW tempat korban tinggal, Bambang Purwanto (55) di Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (19/10/2019).

Setelah MA melaporkan aksi AI, sang ibu berupaya mencari informasi ke sejumlah teman anaknya lalu menemukan korban lainnya.

Baca juga: Pria 42 Tahun Dituduh Cabuli Bocah 8 Tahun di Jakarta Timur

Hingga kini, Bambang menuturkan ada tujuh bocah perempuan yang mayoritas berusia di bawah 11 tahun dan mengaku jadi korban AI.

"Jadi ibunya MA enggak langsung laporan ke polisi, dia cari informasi dulu. Dapatlah tujuh korban ini, korbannya ini ada di tiga RW," ujarnya.

Banyaknya jumlah korban membuat ibu MA tanpa pikir panjang melaporkan AI ke Unit Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Timur.

Sekitar satu pekan lalu, Bambang menyebut personel Unit PPA Polres Metro Jakarta Timur berkoordinasi dengan RT/RW dan Kelurahan setempat.

"Semalam AI sudah langsung dibawa ke Polres, tapi sempat dibawa ke kantor RW. Kita tanya apa benar dia melakukan itu, tapi dia membantah," tuturnya.

Saat diamankan di kantor RW, puluhan warga setempat emosi sehingga AI nyaris diamuk puluhan warga meski berhasil diamankan aparat.

AI digelandang ke Mapolrestro Jakarta Timur dengan pengamanan TNI-Polri karena warga khawatir AI kembali beraksi bila tak diamankan.

"Kalau bikin laporan sudah, ada tiga orang tua korban yang bikin laporan. Infonya hari Senin depan hasil visum dari korban keluar," lanjut Bambang.

Korban trauma dengar nama pelaku

Lima dari tujuh korban diketahui mengalami trauma berat setiap mendengar nama pelaku. Hal ini diketahui Bambang saat para korban yang datang bersama orang tuanya ke pos RW menangis dan meminta pulang saat mendengar AI akan dibawa ke Pos RW.

Ketika itu seluruh korban dan orang tua dihadirkan untuk menjelaskan perbuatan AI. Namun, saat tahu AI juga akan dibawa ke tempat yang sama, para korban langsung ketakutan.

"Anak-anaknya langsung nangis minta pulang, mereka seperti takut ketemu AI. Memang pas kejadian AI mau dibawa masuk ke Pos RW, takut diamuk warga yang marah," kata Bambang di Jatinegara, Jakarta, Sabtu (19/10/2019).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com