Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS METRO

Budidaya Maggot dan Bank Sampah, Solusi Atasi Sampah Rumah Tangga DKI

Kompas.com - 12/11/2019, 16:15 WIB
Mikhael Gewati

Editor

KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan sejumlah upaya untuk menangani permasalahan sampah di DKI Jakarta.

Hal pertama yang ditekankan adalah pengolahan dan pemilahan sampah langsung dari sumbernya, yaitu rumah tangga.

Pengelolaan sampah kawasan secara mandiri diamanatkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah pasal 12 ayat (2).

Bunyi pasal tersebut adalah Penanggung jawab dan atau pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, fasilitas lainnya dan kegiatan keramaian sesaat, wajib melaksanakan pengelolaan sampah.

Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih, pengelolaan sampah kawasan secara mandiri mengutamakan prinsip bahwa pengelolaan sampah harus selesai terkelola di sumber sampah.

Baca juga: 3 Strategi Pemprov DKI dalam Mengelola Sampah Jakarta

Adapun kriteria kawasan dan yang termasuk dalam pengelolaan sampah secara mandiri adalah sebagai berikut.

Pertama, Kawasan Berpengelola, yaitu kawasan yang memiliki pengelola atau penanggungjawab kegiatan dan atau usaha yang bersifat tetap dan mempunyai struktur organisasi.

Kedua, Kawasan Tidak Berpengelola, yaitu kawasan yang tidak atau belum memiliki pengelola atau penanggungjawab kegiatan atau usaha yang bersifat tetap.

Ketiga, tempat kegiatan komersial dan atau industri yang tidak terletak dalam suatu kawasan tertentu.

Pemprov DKI juga melibatkan masyarakat dalam upaya menanggulangi sampah dalam aksi yang disebut Gerakan Samtama, atau Sampah Tanggung Jawab Bersama.

Partisipasi warga menyerahkan sampah rumah tangga untuk dibawa ke Bank Sampah di lingkungan RW masing-masingDok. Diskominfotik Provinsi DKI Jakarta Partisipasi warga menyerahkan sampah rumah tangga untuk dibawa ke Bank Sampah di lingkungan RW masing-masing

 

Melalui Samtama, masyarakat diajak untuk mengurangi dan mengolah sampah dari rumah tangga.

Sejumlah komunitas yang berasal dari beragam komunitas dan profesi, khususnya lingkungan hidup, juga turut aktif dalam gerakan ini sebagai Laskar Samtama.

Andono mengatakan, relawan Laskar Samtama ini berkontribusi sebagai pendamping di 22 RW yang menjadi proyek percontohan Samtama.

Sebelumnya para anggota lascar telah mengikuti pelatihan dan melihat proses pengolahan sampah di TPST Bantargebang.

"Pada tahap awal ini, Laskar Samtama yang telah diseleksi sebanyak 209 dari 429 orang yang mendaftar secara online untuk menjadi relawan. Ke 209 orang itu terdiri dari 185 relawan umum dan 24 relawan dokumentasi," ujar Andono, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Baca juga: Gerakan Samtama, Cara Jitu Pemprov Jakarta Atasi Sampah

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Pengamat : Ahok Punya Kelebihan Buat Maju Pilkada DKI 2024

Pengamat : Ahok Punya Kelebihan Buat Maju Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pohon Tumbang Timpa Seorang Pengunjung Tebet Eco Park, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Pohon Tumbang Timpa Seorang Pengunjung Tebet Eco Park, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Megapolitan
Kecelakaan Tewaskan Pengendara Motor di Basura Jaktim, Polisi Masih Selidiki

Kecelakaan Tewaskan Pengendara Motor di Basura Jaktim, Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
3 ASN Pemkot Ternate Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Narkoba di Jakarta

3 ASN Pemkot Ternate Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Narkoba di Jakarta

Megapolitan
Kronologi Mobil Tabrakan dengan Pikap dan Motor di Depok, Pengemudi Hilang Kendali

Kronologi Mobil Tabrakan dengan Pikap dan Motor di Depok, Pengemudi Hilang Kendali

Megapolitan
Tembak Kaki Pembunuh Imam Mushala, Polisi: Ada Indikasi Melarikan Diri

Tembak Kaki Pembunuh Imam Mushala, Polisi: Ada Indikasi Melarikan Diri

Megapolitan
Toyota Yaris Tabrak Mobil Pikap dan Motor di Depok, 5 Orang Luka-luka

Toyota Yaris Tabrak Mobil Pikap dan Motor di Depok, 5 Orang Luka-luka

Megapolitan
Demi Kelabui Polisi, Galang Cukur Kumis dan Potong Rambut Usai Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk

Demi Kelabui Polisi, Galang Cukur Kumis dan Potong Rambut Usai Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk

Megapolitan
Ditusuk Sedalam 19 Cm, Imam Mushala di Kebon Jeruk Meninggal Saat Dirawat di RS

Ditusuk Sedalam 19 Cm, Imam Mushala di Kebon Jeruk Meninggal Saat Dirawat di RS

Megapolitan
Dharma Pongrekun Ikut Pilkada DKI Jalur Independen, Pengamat : Harus Dapat Simpati Warga Buat Menang

Dharma Pongrekun Ikut Pilkada DKI Jalur Independen, Pengamat : Harus Dapat Simpati Warga Buat Menang

Megapolitan
Polisi Periksa 4 Saksi Kasus Tewasnya Rojali, Korban Penganiayaan di Bogor

Polisi Periksa 4 Saksi Kasus Tewasnya Rojali, Korban Penganiayaan di Bogor

Megapolitan
Supaya Nyaman, Pekerja Harap Debu Tebal di Terminal Kontainer Pelabuhan Tanjung Priok Segera Dibersihkan

Supaya Nyaman, Pekerja Harap Debu Tebal di Terminal Kontainer Pelabuhan Tanjung Priok Segera Dibersihkan

Megapolitan
Peremas Payudara Beraksi di Bojonggede, Korbannya Ibu yang Sedang Gandeng Anak

Peremas Payudara Beraksi di Bojonggede, Korbannya Ibu yang Sedang Gandeng Anak

Megapolitan
Pria Tewas Tertabrak Kereta di Bogor Sempat Tulis Surat Wasiat untuk Keluarga

Pria Tewas Tertabrak Kereta di Bogor Sempat Tulis Surat Wasiat untuk Keluarga

Megapolitan
Sebelum Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk, Galang Beli Pisau Lipat dan Bolak-balik Cek TKP

Sebelum Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk, Galang Beli Pisau Lipat dan Bolak-balik Cek TKP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com