Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT KAI Klaim Sudah Koordinasi dengan Dishub soal Penutupan Lay Bay Stasiun Bekasi

Kompas.com - 10/12/2019, 10:55 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Humas Direktorat Jenderal Perkeretaapian PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 1 Supandi mengklaim bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi mengenai penutupan area lay bay Stasiun Bekasi.

Area lay bay ini biasa digunakan untuk area tunggu angkutan umum, namun akan ditutup selamanya lantaran Stasiun Bekasi bakal direvitalisasi.

"Sudah ada koordinasi sebelumnya (Sabtu, 7/12/2019). Bukannya kami tidak koordinasi. Cuma itu tadi, memang kami perlu percepatan karena kami ada target waktu yang harus dikejar," jelas Supandi kepada Kompas.com, Selasa (10/12/2019) pagi.

Ia mengatakan, penutupan area tersebut murni hak PT KAI sebagai empunya aset. Ia juga mengklaim bahwa jajarannya sudah duduk bareng Dishub Kota Bekasi guna mendudukkan masalah ini.

Baca juga: Area Lay Bay Stasiun Bekasi Ditutup Selamanya

Supandi mengakui bahwa koordinasi tersebut belum mencapai titik temu kedua belah pihak, namun penutupan tetap harus dilakukan karena PT KAI dikejar target.

"Sekarang yang perlu kami lakukan adalah koordinasi lanjutan. Kami tidak mungkin saling lepas tangan," ujar dia.

Sebelumnya, Kepala Seksi Pengendalian Lalu Lintas Dishub Kota Bekasi Bambang Putra mengatakan bahwa rapat koordinasi antara jajarannya dengan PT KAI baru berlangsung satu kali dan belum mencapai titik temu.

Dishub meminta agar PT KAI menyediakan kajian manajemen rekayasa lalu lintas sementara, sebab besar peluang Jalan Juanda di depan Stasiun Bekasi macet total akibat penutupan ini.

Namun, permintaan itu tak kunjung jelas hingga area lay bay ditutup.

Baca juga: Dishub Sebut Penutupan Lay Bay Stasiun Bekasi oleh PT KAI Tanpa Kajian Matang

"Enggak ada omongan juga kalau Sabtu sudah ditutup. Seharusnya finalisasi dulu, ada manajemen rekayasa lalu lintas seperti apa itu, baru boleh ditutup atau setidaknya ada lay bay buatan baru ditutup," kata Bambang, Senin (9/12/2019).

Akibat penutupan ini, Jalan Ir H Juanda di depan Stasiun Bekasi diprediksi semakin parah kemacetannya.

Sebab, area lay bay Stasiun Bekasi cukup berguna untuk menampung belasan bis tanggung tujuan Cikarang menanti penumpang.

Sebelum area lay bay ditutup saja, berbagai mobil angkot mengetem di pintu keluar, sedangkan banyak pengemudi ojek online mengendap di tepi jalan.

Ditambah lagi, penumpang kereta lalu-lalang menyeberang di jam-jam sibuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com