BEKASI, KOMPAS.com - Penutupan area lay bay (naik-turun penumpang bus/angkot) di dekat Stasiun Bekasi pada Sabtu (7/12/2019) disebut tanpa melalui kajian matang dari Ditjen Perkeretaapian PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Kajian yang dimaksud ialah terkait dengan manajemen rekayasa lalu lintas (MRL) yang tak jelas juntrungannya hingga area lay bay itu ditutup.
"Memang, posisinya kan itu lahan PT KAI. Saat itu kan kami meminjam lahan mereka untuk dijadikan lay bay, karena dulu ada eks jalur batu bara yang tidak terpakai. Memang haknya mereka mau ditutup, mau dibangun, mau diapain," kata Kepala Seksi Pengendalian Lalu Lintas Dishub Kota Bekasi, Bambang Putra, Senin ini.
Baca juga: Lay Bay Ditutup, Angkot dan Ojol Bakal Dilarang Ngetem di Depan Stasiun Bekasi?
"Tapi, kemarin baru rapat sekali dan itu belum matang dan mencapai keputusan, kaitannya dengan lalu lintas dan manajemen rekayasanya," tambah dia.
Bambang menyebutkan, pihaknya telah meminta pembuatan lay bay sementara untuk area tunggu, karena Jalan Juanda di depan Stasiun Bekasi praktis akan macet parah jika digunakan untuk mengetem angkutan umum.
Namun, permintaan itu tak ditanggapi hingga area lay bay ditutup. Sementara itu, pengerjaan revitalisasi Stasiun Bekasi akan dilakukan sampai 2021.
Bambang mulanya berharap memperoleh linimasa tahapan dan denah revitalisasi agar Dishub bisa mengatur manajemen rekayasa lalu lintasnya.
"Enggak ada omongan juga kalau Sabtu sudah ditutup. Seharusnya finalisasi dulu, ada manajemen rekayasa lalu lintas seperti apa itu, baru boleh ditutup atau setidaknya ada lay bay buatan baru ditutup," kata Bambang.
"Kami minta kajian mendetail karena ini bukan perkara 5 bulan, tapi selama proses revitalisasi," lanjutnya.
Setiap hari Jalan Juanda di depan Stasiun Bekasi merupakan salah satu simpul kepadatan lalu lintas.
Berbagai mobil angkot mengetem di pintu keluar, sedangkan banyak pengemudi ojek online mengendap di tepi jalan.
Keberadaan lay bay Stasiun Bekasi berguna untuk menampung belasan bis tanggung tujuan Cikarang saat menanti penumpang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.