JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Komandan Regu Pintu Air Karet, Mahfud, menceritakan kendala yang dihadapi ketika membersihkan Pintu Air Karet, Tanah Abang, Jakarta Pusat pasca banjir 1 Januari 2020 lalu.
Mahfud mengungkapkan, kendala yang paling terasa adalah ketika petugas harus bekerja secara manual membersihkan batang-batang pohon yang ikut hanyut ke kali.
Hanya berbekal golok, petugas mesti memotong batang pohon terutama bambu sebelum akhirnya diangkat dari kali untuk dibuang.
"Kita pakai golok manual lah. Masalahnya banyak pohon kayu-kayu besar, bambu nyangkut. Bambu panjang patah semua sampah pada nyangkut," ujar Mahfud saat ditemui Kompas.com di lokasi, Sabtu (11/1/2020).
Baca juga: Pasca Banjir, Sampah Kasur hingga Batang Pohon Masih Menumpuk di Pintu Air Karet
Mahfud juga menyayangkan banyaknya masyarakat yang membuang peralatan rumah tangga seperti kasur hingga bangku ke dalam sungai.
Hal itu membuat pintu air makin tertutup karena ukuran sampah yang besar.
Apalagi, alat berat seperti eskavator tak bisa dioperasikan karena arus yang cukup besar dan pintu air yang tak terbuka lebar.
"Paling banyak itu kasur ya. Jadi harus kita evakuasi lebih dulu karena ukurannya kan besar-besar," ucapnya.
Baca juga: Harus Kerja Ekstra Angkut Sampah Sisa Banjir, Rukmayadi Bersyukur Rumahnya Tak Tergenang
Ia tak mempermasalahkan tenaga ekstra yang harus dikeluarkan selama pembersihan tersebut.
Pasca banjir, petugas yang bekerja memang ditambah dari delapan menjadi sekitar 20 petugas.
"Kalau masalah tenaga sih enggak masalah namanya sudah biasa ya kan. Cuma memang kita harus kerja ekstra dibanding biasanya," ungkap Mahfud.
Sebelumnya, kondisi Pintu Air Karet, Tanah Abang, Jakarta Pusat masih dipenuhi sampah setelah banjir beberapa waktu lalu.
Pantauan Kompas.com di lokasi, pintu air tersebut penuh dengan berbagai macam sampah seperti batang pohon, kayu, kasur, plastik, hingga bangku.
Sampah-sampah ini tertahan di pintu air yang tak terbuka lebar. Warna sungai pun berwarna coklat pekat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.