Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan soal Stok Air Bandara Soekarno-Hatta Normal meski Saluran PDAM Terputus

Kompas.com - 13/01/2020, 14:44 WIB
Singgih Wiryono,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Stok air di Bandara Soekarno-Hatta normal meskipun saluran air PDAM yang menjadi penyuplai air terputus.

Hal tersebut diungkapkan Senior Manager Branch Communication and Legal Bandara Soekarno-Hatta Febri Toga Simatupang saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/1/2020).

"Disampaikan bahwa pelayanan air di Bandara (Seokarno-Hatta) saat ini dalam keadaan normal," kata dia.

Dia mengatakan, Bandara Soekarno-Hatta memiliki sistem cadangan air yang cukup besar untuk melayani pasokan kebutuhan air di bandara terbesar di Indonesia tersebut.

Baca juga: Akses PDAM Putus, Stok Air Bersih di Bandara Soekarno-Hatta Masih Normal

Dari kebutuhan total 10.000 meter kubik air per hari, dua PDAM baik dari Kabupaten Tangerang maupun Kota Tangerang mampu menyediakan lebih dari yang dibutuhkan.

"Suplai air dari PDAM Kota dan Kabupaten Tangerang 150 liter per detik, setara dengan 12.000 meter kubik," kata dia.

Tidak hanya itu, Febri menjelaskan bahwa Bandara Soekarno-Hatta memiliki empat tangki raksasa dengan setiap tangkinya menampung 4.000 meter kubik air.

"Jadi ada 16.000 meter kubik yang selalu standby apabila pasokan air terganggu," kata Febri.

Begitu juga pada saat pasokan air dari PDAM Kabupaten Tangerang yang terputus akibat jalan ambles di Jalan Daan Mogot Kilometer 22.

Meskipun suplai air terganggu, akan tetapi kebutuhan air di Bandara Soekarno-Hatta tidak terganggu sama sekali.

Baca juga: Jalan Ambles Rusak Saluran PDAM, Pasokan Air Bandara Soekarno-Hatta Terganggu

"Ketika ada gangguan dari PDAM Kabupaten, PDAM Kota Tangerang yang melengkapi, begitu juga sebaliknya," kata dia.

Adapun sebelumnya, Jalan Daan Mogot Kilometer 22 yang amblas merusak saluran pipa PDAM Tirta Kerta Raharja yang memasok air ke Bandara Soekarno-Hatta.

Manajer Humas PDAM Tirta Kerta Raharja (TKR) Kabupaten Tangerang, Syamsudin mengatakan ada jutaan liter air yang gagal dipasok ke Bandara Soekarno-Hatta semenjak saluran tersebut ditutup untuk perbaikan.

"Untuk Bandara kami pasok sekitar 20 liter per detik," kata dia saat dihubungi kompas.com, Senin (13/1/2020).

Syamsudin mengatakan, terhitung sejak pukul 16.00 WIB Minggu (12/1/2020) kemarin, pasokan air harus dihentikan karena harus dilakukan perbaikan.

Pantauan Kompas.com di lapangan, pukul 9.00 WIB, petugas PDAM Tirta Kerta Raharja masih berusaha menyambung pipa saluran air yang masih terbuka di jalan Ambles Daan Mogot Kilometer 22.

Baca juga: Aliran PDAM Berhenti karena Jalan Ambles, Warga Beli Air Galon untuk Masak

Syamsudin mengatakan, ada beberapa daerah yang terganggu pasokan airnya karena proses perbaikan tersebut.

"Di antaranya ada sekitar Tanah Tinggi, kemudian Batuceper, Bandara Soekarno-Hatta," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin 'Nganggur'

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin "Nganggur"

Megapolitan
Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Megapolitan
Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Megapolitan
Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Megapolitan
Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Megapolitan
Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Megapolitan
Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Megapolitan
Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com