Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Direlokasi ke Rawa Terate, Pemilik Tempat Pemotongan Unggas di Matraman Takut Rugi

Kompas.com - 30/01/2020, 11:20 WIB
Dean Pahrevi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha tempat pemotongan hewan unggas di kawasan Matraman dan Pulogadung yang direlokasi ke daerah Rawa Terate, Cakung, Jakarta Timur, khawatir akan rugi.

Indro Sulistyo, salah satu pengusaha tempat pemotongan hewan unggas mengatakan, dirinya khawatir rugi karena ditinggal para pelanggannya yang mayoritas pedagang ayam di pasar akibat relokasi tersebut.

"Jadi kita di sana tidak laku ayamnya, kita lihat saja nanti. Dan beberapa pedagang sudah coba juga (jualan di Rawa Terate) dan tidak ada yang beli. Bukan menurun lagi (omzet), kerugian," kata Indro di lokasi, Kamis (30/1/2020).

Baca juga: Puluhan Tempat Pemotongan Unggas di Matraman dan Pulogadung Direlokasi

Indro menambahkan, dia bersama pengusaha lainnya akan kembali mencoba melakukan mediasi dengan pemerintah agar bisa tetap berjualan di lokasi yang lama.

"Karena pelanggan-pelanggan itu tidak mau ke sana (Rawa Terate), karena satu, rawan, kedua, ada beberapa kasus begal di sana, ayamnya hilang, orang hilang, motornya hilang. Dan pemerintah kita sudah tanya kalau (soal) keamanan, dimana-mana ada kriminal dia (pemerintah) bilang begitu," ujar Indro.

Kendati demikian, untuk sementara para pedagang akan tetap patuh dan mengikuti program relokasi tersebut.

"Ya kita tetap ikutin program pemerintah sambil kita kasih masukan-masukan mereka nih. Biar mereka lihat sendiri gitu dimana kekurangannya," ujar Indro yang sudah jadi pengusaha tempat pemotongan hewan unggas sejak tahun 1970-an itu.

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kota Administratif Jakarta Timur merelokasi 24 tempat pemotongan hewan unggas di Matraman dan Pulogadung, Kamis pagi.

Baca juga: Tolak Direlokasi Ke Pasar Klender, Pedagang Khawatir Pisangan Jadi Wilayah Tanpa Pisang

Mereka direlokasi ke Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) di Rawa Terate, Cakung, Jakarta Timur, yang selesai dibangun Pemprov DKI Jakarta pada Desember 2019 lalu.

Relokasi itu dilakukan guna membuat kawasan permukiman warga Matraman dan Pulogadung menjadi asri, sehat, dan nyaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com