Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Dilirik Parpol untuk Diusung Pilkada Depok, Ini Komentar Idris

Kompas.com - 06/02/2020, 13:28 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris mengaku tak ambil pusing soal belum adanya partai politik yang mau mengusung dirinya untuk melaju di Pilkada Depok 2020.

Ia memastikan tidak akan maju lewat jalur perseorangan atau independen.

"Calon wali kota kan memakai kendaraan yang mau mendeklarasikan calonnya," ujar Idris kepada wartawan di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Kamis (6/2/2020) siang.

"Tanya-tanya saja partainya. Siapa yang mau deklarasi (calon wali kota), yang calonnya adalah Pak Idris," ia melanjutkan.

Baca juga: PKS Umumkan Tiga Bakal Calon Wali Kota Depok, Siapa Saja?

Idris memastikan bahwa dirinya tidak akan menggelar deklarasi secara pribadi untuk mencalonkan diri sebagai calon Wali Kota Depok 2020-2025.

Bahkan, ia menyatakan siap tidak menjadi kandidat sama sekali apabila tak ada partai yang tertarik mengusungnya.

"Saya enggak akan deklarasi pribadi, karena saya tidak ingin (maju) kecuali lewat partai," ujar Idris.

"Kalau partai tidak melamar saya, ya sudah. Saya balik," ucapnya.

Baca juga: PKS Umumkan 3 Bakal Calon Wali Kota Depok, Mengapa Tak Ada Petahana M Idris?

Pilkada Depok kian ramai. Setelah PKS dan Gerindra-PDI Perjuangan membentuk poros politiknya masing-masingnya, kini terbentuk lagi poros baru.

Empat partai politik terdiri dari Partai Demokrat, PKB, PPP, dan PAN sepakat membentuk koalisi "Tertata"

Namun, Tertata belum memutuskan pasangan calon yang akan diusung.

Poros Gerindra-PDI-P dikabarkan sepakat merekomendasikan nama Pradi Supriatna, kader Gerindra yang kini menjabat Wakil Wali Kota Depok.

Baca juga: Syarat Calon Independen Pilkada Depok, Harus Punya Minimal 85.107 Surat Dukungan Warga

Sementara PKS sudah mengumumkan tiga bakal calon, yakni Hafid Nasir, Imam Budi Hartono, dan T Farida Rahmayanti. Ketiga nama tersebut berdasarkan hasil Pemilihan Internal Raya (Pemira PKS).

M Idris sebelumnya merupakan Wakil Wali Kota periode 2011-2016 mendampingi Wali Kota Depok Nur saat itu Nur Mahmudi Ismail.

Tiga partai, yakni PKS, Gerindra, dan Demokrat kemudian mengusung Idris sebagai calon wali kota saat Pilkada Depok 2015, berpasangan dengan Pradi Supriatna. Pasangan tersebut menang.

Padahal, saat itu dan bahkan hingga saat ini, Idris bukanlah kader PKS atau partai manapun melainkan seorang Dosen di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Untuk kepastian apakah Idris tetap akan diusung kembali oleh PKS dari jalur khusus, pengurus PKS Depok masih menunggu keputusan DPP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com