TANGERANG, KOMPAS.com - Ketua Gerakan Anti Narkoba (Granat) Hendri Yosodiningrat mengkritik kinerja Kepolisian dan Badan Narkotika Nasional se-Sumatera.
Hal itu menyikapi temuan 50 kilogram ganja saat penggerebekan di terminal bayangan Po Bus Telaga Indah Jalan Jenderal Sudirman Cikokol Tangerang.
Paket ganja tersebut dibawa dari Aceh melalui jalur darat.
"Artinya sudah sekian banyak provinsi yang kecolongan, Polda kecolongan, BNN kecolongan," kata Hendri saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/2/2020).
Baca juga: Penggerebekan di Terminal Bayangan Cikokol, BNN Sita 50 Bungkus Ganja
Hendri mengatakan, saat ini peredaran ganja di Indonesia didominasi berasal dari Aceh. Bahkan, menurut dia, 99 persen ganja yang beredar di Indonesia berasal dari Aceh.
Sementara itu, sebanyak 90 persen distribusinya dilakukan lewat jalur darat.
"90 persen lebih dari darat, jarang yang lewat laut," kata politisi PDI Perjuangan itu.
Hendri menekankan, aparat BNN maupun kepolisian di daerah harus bekerja ekstra di jalur darat agar tidak terjadi kecolongan kembali.
Baca juga: BNN Temukan Sekitar 1 Ton Ganja Saat Gerebek Pool Truk di Bambu Apus
BNNP Banten sebelumnya mengungkap pengiriman ganja seberat 50 kilogram melalui bus Antar Kota Antara Provinsi (AKAP) di Kota Tangerang.
Kepala Bidang Brantas Badan Narkotika Nasional Provinsi Banten Kombes Jimmy Suatan mengatakan, penggerebekan tersebut terjadi di terminal bayangan Po Bus Telaga Indah Jalan Jenderal Sudirman Cikokol Tangerang.
Paket ganja tersebut disimpan dalam empat keranjang buah yang diangkut salah satu bus.
Dari penggerebekan tersebut, polisi menahan dua tersangka dan barang bukti 50 paket ganja total 50 Kg.
Irwan, sopir bus yang membawa paket tersebut mengaku tak tahu bahwa keranjang yang dibawa berisi ganja.
Baca juga: Tak Pasang Garis Polisi di Bus Pengangkut Ganja, BNNP Banten Ditegur Granat
Di dalam bus ada banyak paket kiriman termasuk sepeda motor dan beberapa bungkusan berukuran besar lainnya.
Irwan merasa beruntung bisa lolos dari jebakan bandar ganja yang mengirimkan empat keranjang buah itu.
"Biasanya dia jebak kami, biar kami bisa (ikut) masuk penjara," ujar dia.
Setelah penggerebekan itu, Irwan melanjutkan perjalanannya mengantar paket yang tersisa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.