Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Sebut Banjir di Bekasi Lama Surut karena Air Laut Pasang

Kompas.com - 24/02/2020, 22:41 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Hujan yang mengguyur Jabodetabek pada Minggu (23/2/2020) kemarin menyebabkan 10 titik kawasan di Bekasi tergenang banjir.

Banjir itu berangsur-angsur surut pada Minggu malam. Bahkan ada beberapa titik yang surut pada Senin (24/2/2020) pagi.

Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi Zainal Abidinsyah mengatakan, air laut yang tengah pasang menjadi penyebab banjir lama surut.

Baca juga: Senin Pagi, Banjir di Sejumlah Titik di Bekasi Mulai Surut

Sebab, air pasang membuat aliran dari Kali Kapuk dan Kali Blencong terhambat menuju laut.

Hal itu pula yang menyebabkan kawasan Cakung, Rorotan, dan kawasan Bekasi lainnya yang terkena banjir.

"Kemarin banjirnya cukup lama surutnya karena di laut juga kebetulan pasang, termasuk daerah Cakung, Rorotan di wilayah DKI juga kebanjiran, Kali Kapuk dan Kali Blencong mengalir ke BKT wilayah DKI sampai ke laut melalui Kabupaten Bekasi," ujar Zainal saat dikonfirmasi, Senin ini.

Ia mengatakan, untuk mengantisipasi terjadinya banjir selanjutnya, Pemkot Bekasi akan berkoordinasi dengan Kabupaten dan BWSCC untuk melakukan penanganan. Misalnya, dengan menormalisasi Kali Kapuk atau Jatiluhur di Harapan Indah.

Baca juga: Banjir di SMAN 10 Bekasi, Pelajar hingga Guru Membersihkan Sekolah

"Untuk tahun ini ada kegiatan dari BWSCC untuk normalisasi Kali Kapuk atau Jatiluhur di Harapan Indah termasuk pengadaan pompa," ucap dia.

Selain itu, pihak Pemkot Bekasi juga akan membuat long storage Kali Irigasi di Bekasi. Namun, kapan tepatnya, Zainal tak menyebutkan.

Sebagai informasi, long storage adalah bangunan penahan air yang berfungsi menyimpan air di dalam sungai, kanal dan atau parit pada lahan yang relatif datar dengan cara menahan aliran untuk menaikkan permukaan air sehingga cadangan air irigasi meningkat.

"Kami juga akan buat long storage kali irigasi dan pembangunan polder di lahan milik pengembang Perum Harapan Indah," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com