BOGOR, KOMPAS.com - Puluhan warga yang mengaku berasal dari Desa Sumber Agung, Banyuwangi, Jawa Timur, mendatangi Istana Bogor untuk bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo, Rabu (26/2/2020).
Bermodalkan sepeda yang digowesnya dari Banyuwangi, mereka ingin menyampaikan keluh kesah terkait aktivitas pertambangan emas di wilayahnya.
Di tengah rintik gerimis, mereka pun menggelar aksi damai di pintu tiga Istana Bogor.
Baca juga: Tuntut Izin Tambang Emas Dicabut, Warga Banyuwangi Ngontel ke Kantor Gubernur Jatim
Salah satu warga Banyuwangi, Andi Maskum mengaku bahwa ia butuh waktu 13 hari untuk sampai ke Bogor dari kampung halamannya itu dengan menggunakan sepeda ontel.
Kata Andi, kedatangan warga Banyuwangi ke Istana Bogor hanya ingin meminta kepada pemerintah supaya aktivitas pertambangan di wilayah mereka dihentikan.
"Tuntutannya kami ingin Gunung Salakan dan sekitarnya tidak menjadi tambang kalau bisa," ujar Andi.
Ia mengaku, warga di daerahnya sempat menyampaikan penolakan aktivitas tambang tersebut ke Bupati dan Gubernur setempat.
Baca juga: Polisi Tutup 23 Lubang Tambang Emas Ilegal di Gunung Pongkor Bogor
Namun, kata dia, hal itu tidak mendapat respons.
"Makannya kami datang ke sini (Istana Bogor) untuk bertemu presiden," katanya.
Aksi damai di depan Istana Bogor ini selesai setelah semua warga digiring ke Polresta Bogor Kota, menjelang magrib.
Menurut polisi, aksi tersebut tidak mendapat izin. Sehingga upaya pengamanan dilakukan untuk menjaga kawasan di sekitar Istana Bogor tetap kondusif.
"Kami bawa mereka di Mapolresta Bogor Kota dengan tujuan untuk memberikan pelayanan karena mereka naik sepeda beberap hari dari Banyuwangi. Aksi ini juga belum mendapat izin dan telah melewati batas waktu,” sebut Kabag Ops Polresta Bogor Kota Komisaris Polisi Prasetyo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.