Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Kaburnya 17 Tahanan Polsek Kalideres, Otak Pelarian Tewas Ditembak

Kompas.com - 24/04/2020, 16:45 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 17 orang tahanan Polsek Kalideres, Jakarta Barat, berusaha kabur dari penjara, Kamis (16/4/2020) malam.

Sebanyak 16 orang di antaranya langsung ditangkap pada malam itu. Sementara seorang tahanan berhasil lolos, tetapi belakangan tewas tertembak polisi.

Kapolres Metro Jakbar Kombes Pol Audie S Latuher menjelaskan, otak pelarian kawanan tahanan itu adalah Supari (43). Dia yang tewas ditembak karena melawan saat hendak ditangkap.

Mulanya Supari merencanakan pelarian dan mengajak beberapa tahanan lainnya.

"Diawali dengan ada 19 tahanan di tahanan narkoba ketika Supari ini sudah merencanakan rencana kabur jauh-jauh hari sebelumnya. Ketika malam itu hari Kamis malam sekira setengah 11, mereka bisa menjalankan rencana," kata Audie saat jumpa pers yang ditayangkan lewat Instagram @Polres_Jakbar, Jumat (24/4/2020).

Baca juga: Polisi Tembak Mati Seorang Tahanan Polsek Kalideres yang Kabur

Awalnya, para tahanan menyekap seorang polisi yang berjaga. Setelah penjaga tak berdaya, 17 orang tahanan keluar dari sel tahanan.

Melihat para tahanan kabur, petugas piket yang berjaga di pintu depan berusaha menangkap mereka.

Sembilan orang diantaranya langsung ditangkap di halaman Polsek.

Delapan orang lainnya berhasil keluar komplek Polsek, namun tujuh orang diantaranya tertangkap di sekitar Polsek Kalideres.

Sementara seorang lainnya, Supari, berhasil lolos.

Baca juga: Viral Informasi RT Pukuli Warga yang Tanya soal Bansos, Ini Klarifikasi Camat Koja

Peristiwa kaburnya para tahanan dan penangkapan mereka sempat menjadi tontonan warga di Semanan dan Kalideres.

Video peristiwa malam itu kemudian viral di media sosial. Terdengar beberapa kali tembakan pistol polisi.

"Malam itu anggota yang siaga di polsek berhasil amankan sembilan orang di dalam markas polsek. Delapan orang diantaranya berhasil keluar. Malam itu juga tujuh diantara delapan itu ketangkap, tinggal satu yang masih buron," kata Audie.

Baca juga: Sejumlah Bus dari Terminal Tanjung Priok Dihentikan Polisi, Diminta Putar Balik

Setelah penyelidikan, polisi mengetahui keberadaan Supari di daerah Tangerang.

Menurut polisi, Supari selalu membawa senjata tajam sebagai persiapan bila keberadaannya diketahui polisi.

Polisi mengklaim, Supari melawan dengan senjata tajam saat hendak ditangkap, Kamis (23/4/2020) malam. Polisi kemudian menembak pelaku.

"Memang yang bersangkutan sudah mempersiapkan diri karena memang dia dalam situasi melarikan diri sehingga selaku berjaga-jaga dengan mempersiapkan senjata tajam," ucap Audie.

"Ketika akan diamankan, dia menyerang petugas akhirnya dilakukan tindakan tegas (ditembak) dan yang bersangkutan kemudian terjatuh dan dibawa ke RS. Namun, dalam perjalanan meninggal dunia," kata Audie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com