Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Pastikan Masuk Golongan Tarif Bersubsidi, Warga Diminta Cek ID Pelanggan ke PLN

Kompas.com - 06/05/2020, 16:02 WIB
Tria Sutrisna,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengimbau masyarakat yang merasa masuk golongan tarif bersubsidi untuk mengecek ID pelanggannya, apabila tidak mendapatkan bantuan keringanan tagihan di tengah pandemi Covid-19.

Hal tersebut menanggapi adanya pelanggan yang mengaku golongan tarifnya berubah dari bersubsidi menjadi non-subsidi ketika pemerintah mengadakan program subsidi listrik selama masa pandemi Covid-19.

"Jadi perlu kita cek mana ID Pel-nya tolong di-share ke kami ID pelanggannya, nomor pelanggannya,” ujar General Manager PLN UID Jakarta Raya M Ikhsan Asaad ketika dikonfirmasi, Rabu (6/5/2020).

Baca juga: Terima 2.900 Aduan Pelanggan, PLN Akui Ada Tagihan Listrik yang Keliru

"Dan kita juga perlu tahu sejak kapan tarif dia pindah dari subsidi ke non-subsidi," tambahnya.

Ikhsan menjelaskan bahwa pengecekan tersebut perlu dilakukan untuk memastikan apakah warga tersebut memang terdaftar sebagai pelanggan yang berhak mendapatkan subsidi listrik.

Sebab, yang menentukan suatu pelanggan masuk golongan tarif listrik bersubsidi atau tidak bukanlah PLN, melainkan pemerintah melalui Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).

"Jadi yang menentukan pelanggan ini subsidi atau tidak itu bukan kami. Itu adalah pemerintah dalam hal ini ada yang namanya TNP2K," ungkapnya.

Baca juga: Bukannya Dapat Diskon, Pelanggan PLN Ini Sebut Golongan Tarifnya Berubah dan Tagihan pun Naik

Ikhsan menjelaskan setiap tahunnya PLN mendapatkan data masyarakat yang berhak mendapatkan subsidi listrik atau tidak dari TNP2K untuk disurvei.

Survei tersebut dilakukan PLN dengan mendatangi langsung rumah-rumah warga guna memastikan apakah mereka benar layak mendapatkan subsidi listrik dari pemerintah.

"Apakah warga ini memang berhak mendapatkan subsidi, itu tentunya melalui survei. Nah data hasil survei itu kami sampaikan lagi ke TNP2K melalui Kementerian ESDM. Ini lho yang sekiranya berhak mendapatkan subsidi, yang ini enggak,” kata Ikhsan.

Sebelumnya, terdapat pelanggan yang tidak mendapatkan subsidi berupa diskon tagihan listrik karena golongan tarifnya berubah menjadi non-subsidi atau R1M.

Kejadian tersebut dialami oleh Kevin Anugrah Hakim, warga Pasar Rebo, Jakarta Timur yang merupakan pengguna daya listrik 900VA.

Baca juga: Tak Terima Tagihan Listriknya Naik, Puluhan Warga Langsa Datangi Kantor PLN

Kevin menjelaskan bahwa per April 2020 kode golongan tarifnya berubah menjadi R1M/900VA. Padahal dalam struk pembayaran tagihan bulan sebelumnya tertera bahwa golongan tarifnya adalah R1/900VA.

“Saya awalnya R1, setelah ada momen listrik gratis tiba-tiba berubah jadi R1M, dan pembayaran listrik yang biasanya sekitar Rp 160.000, bulan ini Rp 220.000,” ujarnya ketika dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (6/5/2020).

Dia pun mengaku kecewa akan hal itu, sebab pada masa pandemi Covid-19 saat ini penghasilannya sebagai pengemudi ojek online menurun secara dratis.

“Kan ini keadaannya saya (golongan tarif) R1 yang berharap mendapatkan diskon gratis 50 persen. Kenapa berubah jadi R1M, udah gitu (tarif) listrik jadi naik,” ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com