Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdapat 32.000 Lulusan SD, Daya Tampung SMPN di Kota Tangerang Hanya 10.600

Kompas.com - 02/07/2020, 15:14 WIB
Singgih Wiryono,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Penerimaan peserta didik baru (PPDB) di Kota Tangerang terkendala kuota penerimaan siswa untuk sekolah negeri di tingkat sekolah menengah pertama (SMP).

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Masyati mengatakan, saat ini terdapat 32.000 siswa lulusan sekolah dasar (SD) di Kota Tangerang, sedangkan daya tampung PPDB SMP di Kota Tangerang hanya 10.600 siswa saja.

"Yang lulus untuk SD itu hampir 32.000 lebih. Sedangkan penerimaan PPDB yang SMP hanya 10.600. Tentunya 21.000 sekian terlempar," ujar dia saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Kamis (2/7/2020).

Baca juga: Jalur Zonasi PPDB DKI 2020 Pertimbangkan Usia agar Tak Bias Ekonomi

Masyati mengatakan, keterbatasan kuota tersebut sulit untuk dipahami oleh orangtua siswa yang anaknya gagal masuk sekolah negeri.

Padahal, lanjut Masyati, dinas yang dia pimpin sudah memberikan sosialisasi terkait jumlah kuota tersebut ke masyarakat.

"Pasti ada aja yang sleisih paham kenapa anaknya tidak masuk, kadang dia tidak membaca juknis, karana ketidakpahaman, padahal kita sosialisasi, namanya masyarakat luas dengan pemahaman yang berbeda," kata dia.

Untuk mengatasi keterbatasan daya tampung tersebut, Masyati meminta agar masyarakat bisa mendaftarkan anak-anak mereka ke sekolah swasta.

Baca juga: Usia Jadi Pertimbangan Jalur Zonasi PPDB, Disdik DKI Anggap Jarak Bukan Ukuran Netral

Saat ini Kota Tangerang memiliki 167 sekolah swasta yang siap untuk menampung puluhan ribu siswa yang baru lulus SD untuk melanjutkan ke jenjang SMP.

"Menurut saya swasta sama negeri sama, tapi masyarakat memaksaan anaknya Negeri, padahal sama-sama bagus," kata dia.

Terkait masalah biaya sekolah, Masyati mengatakan anak yang memang dinyatakan layak mendapat bantuan dari pemerintah tak perlu khawatir soal biaya. Karena di Kota Tangerang baik swasta maupun negeri tidak dipungut biaya SPP karena sudah dianggarkan oleh Pemerintah Kota.

"Apalagi sudah bantuan dari pemerinthan SPP-nya tidak boleh dipungut lagi untuk anak didik yang dapat bantuan," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com