Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Belum Buka Proses Belajar Tatap Muka di Pesantren

Kompas.com - 11/08/2020, 06:26 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta belum memberlakukan proses belajar tatap muka di pesantren pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.

Kabiro Pendidikan, Mental, dan Spiritual (Dikmental) DKI, Hendra Hidayat mengatakan, Pemprov DKI masih menunggu kajian dan evaluasi yang dilakukan tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Pasalnya, kasus Covid-19 di Jakarta masih fluktuatif. Penambahan kasus tertinggi tercatat pada 8 Agustus 2020, yaitu 721 orang.

Baca juga: Kemendikbud Diminta Kaji Ulang Pembelajaran Tatap Muka di Zona Kuning Covid-19

"(Pesantren) belum dibuka. Masih dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap situasi dan kondisi saat ini," kata Hendra saat dikonfirmasi, Selasa (11/8/2020).

Keputusan tersebut berlawanan dengan pernyataan Menteri Agama Fachrul Razi yang menyebut hampir 100 persen pesantren sudah kembali menggelar pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19.

Menanggapi perbedaan pendapat itu, Hendra menegaskan kondisi setiap wilayah di Indonesia berbeda-beda.

Baca juga: Menag: Hampir 100 Persen Pesantren Sudah Pembelajaran Tatap Muka

Saat ini, Pemprov DKI memutuskan tidak membuka kegiatan pembelajaran di pesantren untuk meminimalisir penyebaran Covid-19.

"Salah satu pertimbangannya banyak kelurahan (di Jakarta masuk) zona merah. Kondisi tiap daerah kan memang berbeda ya. Bagaimana pun kehati-hatian menjadi salah satu pertimbangannya," ujar Hendra.

Sebelumnya diberitakan, dalam sebuah forum virtual yang digelar Kemendikbud RI pada Jumat (7/8/2020), Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan bahwa proses belajar tatap muka di pesantren tak mengacu pada zonasi.

Namun, pada wilayah-wilayah yang tidak diperbolehkan pemerintah atau Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, pembelajaran tak dilakukan secara tatap muka.

Fachrul juga menyampaikan, pengendalian virus di lingkungan pesantren lebih mudah dibandingkan di sekolah.

Sebab, di pesantren, santri, ustaz maupun guru berada di lingkungan yang sama dalam waktu lama dan tidak keluar masuk setiap hari sebagaimana siswa dan guru di sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com