BEKASI, KOMPAS.com - Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Kota Bekasi Ali Anwar mengatakan, timnya menemukan lagi benda peninggalan zaman kolonial Belanda di Stasiun Bekasi setelah melakukan ekskavasi selama empat hari.
Tim penelitian ini berisi Tim terpadu Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten, Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Bekasi, PT KAI, dan Pemerintah Kota Bekasi.
Tim itu menemukan struktur batu bata baru berbentuk horisontal dan vertikal yang terletak di sebelah selatan dari struktur batu bata di sebelah utara.
“Ekskavasi mengalami kemajuan. Ternyata ada struktur batu bata baru secara horisontal dan vertikal di sebelah selatan dari strukrtur batu bata di sebelah utara. Bentuknya sama. Jaraknya dari utara-selatan sekitar 3 meter,” ujar Ali melalui keterangan tertulisnya, Jumat (28/8/2020).
Baca juga: Wali Kota Bekasi Minta Warga yang Bergejala Covid-19 Segera Lapor ke Puskesmas
Struktur batu bata baru itu ditemukan di kedalaman 30 centimeter dari permukaaan tanah yang kemudian digali lagi sampai kedalaman 160 centimeter.
Selain fondasi lengkung, tim juga menemukan struktur fondasi bangunan setinggi 160 centimeter dengan lebar 55 centimeter.
Fondasi itu berada di tengah-tengah antara dua struktur lengkung.
“Yang jadi pertanyaan kami adalah mengapa struktur rolag (fondasi) lengkung utara dengan selatan tanpa sambungan dak. Padahal dugaan semula antara rolag lengkung tersambung oleh dak. Sehingga struktur batu bata merah itu menyerupai gorong-gorong,” ucap dia.
Temuan struktur bata baru dan fondasi itu akan dibawa ke BPCB Banten untuk diteliti apakah itu merupakan bangunan kuno pada zaman Belanda.
Baca juga: Wali Kota Bekasi Nilai Tak Perlu Pengawasan Protokol Kesehatan secara Masif
Terkait apakah struktur bebatuan itu nantinya akan dijadikan ornamen heritage penghias pada Stasiun Bekasi, Ali mengatakan, pihaknya masih mendiskusikan hal itu.
“Tentu akan didiskusikan dulu dengan semua pihak yang terkait. Apakah hasil temuan itu dipertahankan terkubur di lokasi aslinya (dalam tanah) yang ada atau diangkat untuk dimanfaatkan sebagai ornamen heritage penghias bangunan Stasiun Bekasi baru,” ucap dia.
Adapun struktur bata yang diduga cagar budaya itu ditemukan di bawah tanah saat mengerjakan proyek pembangunan double double track ( DDT) atau rel dwi ganda di Stasiun Bekasi, tepatnya di perimeter Stasiun Kota Bekasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.