Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PHRI: "Jemput Bola" Pelanggan Itu Strategi karena Terpaksa

Kompas.com - 07/10/2020, 13:04 WIB
Sonya Teresa Debora,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Berbagai restoran mulai menggunakan taktik "jemput bola" kepada pelanggan, sejak COVID-19 merebak di Indonesia.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, Krisnandi, menyatakan bahwa hal tersebut merupakan strategi yang dilakukan di masa pandemi oleh restoran karena keadaan yang memaksa.

Diketahui, sejak awal pandemi, beberapa pegawai restoran besar mulai berjualan makanan produk mereka di luar lokasi gerainya, baik itu di pinggir jalan maupun di titik-titik strategis, seperti jembatan penyeberangan.

Baca juga: Wali Kota Bekasi Revisi Maklumat, Restoran Diizinkan Take Away dan Drive Thru di Atas Pukul 18.00 WIB

“Itu strategi ya, apa boleh buat, orang (pelanggan) yang datang ke resto-nya sudah mulai berkurang. Mau enggak mau, jemput bola, karena terpaksa,” ujar Krisnandi pada Rabu (7/10/2020).

“Jujur saja, sudah hampir kehabisan akal, sih. Restoran kan menjual makanan dan ambience. Di kala orang enggak bisa datang makan di tempat, caranya gimana? Ya menghampiri klien itu," tambahnya.

Krisnandi menjelaskan, pihak restoran terpaksa melakukan hal tersebut sebab pesaing yang semakin meningkat.

Sementara biaya-biaya seperti sewa dan gaji karyawan masih harus dibayarkan.

Pesaing Semakin Banyak

Krisnandi menilai bahwa banyak keluarga yang memutuskan untuk memasak makanan bagi keluarganya sendiri agar lebih sehat dan murah.

“Awal pandemi, orang pada stay di rumah, ibu-ibu yang tadinya enggak turun ke dapur, jadi turun ke dapur. Yang enggak bisa bikin kue, jadi pada bikin kue,” kata Krisnandi

Meski awalnya dibuat untuk konsumsi pribadi, Krisnandi menyatakan, bahwa banyak dari mereka yang mulai menjual makanan-makanan yang mereka buat ketika harus bertahan di rumah saja.

“Mulai dari hotel, resto, resto yang di dalam mal, warung-warung, sekarang masuk ibu-ibu kanan kiri itu juga mulai jualan. Persaingan ya tambah,”ujarnya.

“Suplainya sudah banyak, di sekeliling pada jualan, ada juga yang mulai ngejualin tapi ngambil dari orang. Pokoknya outlet jadi nambah” kata Krisnandi.

Maka, bertambah lagi jumlah pesaing bagi restoran. Padahal, jumlah pelanggan pun sudah semakin berkurang.

Baca juga: Pemprov DKI Tutup 72 Unit Usaha karena Langgar PSBB, Mayoritas Restoran

Tetap harus bayar sewa dan gaji karyawan

Tidak seperti makanan-makanan yang dijajakan via online semata, restoran memiliki biaya overhead, seperti biaya sewa yang harus dibayarkan.

Belum lagi, gaji karyawan yang masih harus dibayar, padahal pelanggan yang datang sepi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas 'One Stop Service' untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas "One Stop Service" untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Megapolitan
“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar'

“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar"

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Megapolitan
Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja 'Video Call' Ibunya Saat Diciduk Warga

Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja "Video Call" Ibunya Saat Diciduk Warga

Megapolitan
Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Megapolitan
Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Megapolitan
Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Megapolitan
Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Megapolitan
Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Megapolitan
Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com